Warga Dusun Mangir, Kasembon memiliki beberapa jenis kegiatan keputrian yang membuat rasa takjub dan terherankan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berlanjut dan bergilir dari rumah satu ke rumah lainnya ini berisikan kegiatan sholawat, tahlil dan istighosah.Â
Uniknya, kegiatan semacam ini tidak hanya dilakukan sekali dalam seminggu. Kegiatan ini sebenarnya dilakukan oleh orang-orang yang sama, yaitu warga putri Dusun Mangir yang mayoritas adalah ibu-ibu.Â
Kegiatan ini dilakukan berkali-kali karena kegiatan ini dilakukan oleh beberapa organisasi kemasyarakatan di Dusun Mangir yang sebenarnya, anggotanya sama namun hanya berbeda di lambang organisasinya saja, seperti PKK, Fatayat, Muslimat, dan juga rutinan desa mereka sendiri.Â
Kegiatan semacam ini sebenarnya menunjukkan bahwa warga Dusun Mangir masih memiliki antusias tinggi untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti ini.Â
Dilihat dari kegiatan mereka yang terhitung sangat sering (4 kali dalam seminggu) dengan melakukan kegiatan yang notabennya sama, yakni kegiatan keagamaan.Â
Kegiatan keagamaan semacam ini, biasanya diawali dengan pembacaan qiroah, pembacaan sholawat dan dilanjut dengan sambutan ketua pelaksana, dan biasanya juga terdapat pemateri dari tamu undangan. Kemudiandilanjut dengan pembacaan manaqib, kadangpula pembacaan maulid diba'.Â
Kegiatan ini sudah disusun sedemikian rupa, mulai dari sistem pelaksanaan dan waktu pelaksanaan sehingga kegiatan-kegiatan ini tidak pernah berbenturan satu sama lain.Â
Di sisi lain juga karena kegiatan ini dihadiri oleh orang-orang yang sama. Namun, istimewanya kegiatan keputrian semacam ini tetap berjalan dengan baik dan tanpa rasa bosan.Â
Dari pengalaman pribadi ketika mengikuti kegiatan keputrian di Dusun Mangir ini, terlihat sangat jelas akan adanya jiwa agamis serta semangat yang sangat besar. Namun, kurangnya adalah dalam kegiatan ini belum terlihat adanya anggota yang masih muda dan belum menikah, mayoritas anggota adalah ibu-ibu.Â
Kegiatan ini menjadi sumber motivasi bagi kaum muda untuk menumbuhkan sikap agamis dalam diri mereka serta menumbuhkan jiwa sosial demi keberlangsungan hidup di masa yang akan datang.Â
Sehingga kegiatan keputrian semacam ini akan terus berlanjut sampai pada generasi selanjutnya karena pentingnya menanamkan sikap spiritual sejak dini dengan tanpa paksaan dan dengan adanya pembiasaan serta rasa cinta dengan pembiasaan tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H