Bertempat di Balai Desa Duwet,Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang tepat pada hari Rabu, 17 Januari 2024 mahasiswa KKM UIN Malang Kelompok 107 dan 108 berkolaborasi dalam kegiatan program kerja UMKM dengan melaksanakan sosialisasi pembuatan dan penggunaan digital marketing  serta pelatihan dasar anyaman dari bahan bambu. Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tema KKM yang diusung pada tahun ini yakni pencegahan kemiskinan ekstrem sehingga berdasarkan tema dan keadaan masyarakat di desa ini, kami mengupayakan dalam pemberdayaan UMKM perlu ditingkatkan.
UMKM yang diberdayakan di desa duwet ini adalah seni anyaman bambu yang dibentuk menjadi berbagai produk kerajinan tangan atau souvenir seperti besek. Anyaman besek sendiri memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan menjadi kebudayaan nusantara yang diakui dunia, Sehingga berpotensi untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di Desa Duwet dan menjadi peluang dalam menjaga kelestarian seni dan tradisi Desa Duwet secara turun temurun.
Pelaksanaan acara dimulai dengan pembukaan yang dipandu oleh mahasiwa KKM kelompok 108 yakni Dewi Alfianti, kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Desa Duwet, Titik Kholadawilah, dalam sambutanya beliau menyampaikan pentingnya menjaga kesenian dan tradisi. Beliau juga sangat menyayangkan jika potensi keterampilan anyaman bambu ini tidak dilestarikan. Sehingga perlu pendekatan melalui kalangan muda sebagai penerus kelestarian di desa ini. Beliau juga mengapresiasi karena dengan adanya kegiatan ini dapat membuka pemahaman kalangan muda terkait kepedulian mereka terhadap seni dan tradisi yang sudah melekat di desa secara turun temurun.
Dalam sosialisasi pelatihan digital marketing tersebut, dilakukan pendekatan pada Masyarakat Di Desa Duwet oleh narasumber, Ganis Chandra Puspitadewi, S.IP, M.A. yang merupakan dosen Perpustakaan dan Ilmu Informasi UIN Malang. Dalam hal ini, beliau menyampaikan mengenai pemasaran produk anyaman yang dihasilkan menggunakan digital marketing seperti shopee. Melalui pendekatan tersebut, diperoleh informasi dari audience, bahwa selama ini produk yang dihasilkan hanya dipasarkan melalui pengepul dan berdasarkan permintaan dari konsumen sekitar saja. Oleh sebab itu, UMKM yang diberdayakan ini belum dapat berkembang dengan baik.
Tak hanya itu, kemampuan masyarakat dalam membuat dan mengelola produk anyaman masih kurang, sehingga hanya terdapat beberapa masyarakat dari kalangan tua saja yang menguasai teknik pembuatan anyaman bambu tersebut. Kegiatan pelatihan dasar anyaman bambu ini  diperuntukkan untuk kalangan muda dengan harapan agar dapat menjag
a kelestarian budaya turun temurun yang ada di Desa Duwet. Pelatihan ini didampingi langsung oleh beberapa pengrajin anyaman bambu. Dalam hal ini audience berkesempatan untuk mempraktekkan proses pembuatan besek secara langsung.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H