Serang -- Kelurahan Pasuluhan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang merupakan salah satu desa tadah hujan dan kaya akan beragam tanaman buah -- buahan, seperti pohon kecapi, pohon nangka, pohon pisang, pohon buah naga, pohon singkong dll.Sehingga, jika Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut kerap kali menyebabkan air meluap dan menimbulkan genangan di sekitar pemukiman warga. Menanggapi hal tersebut, Kelompok 5 KKM Kelurahan Pasuluhan, menginisiasi program kerja berupa edukasi dan penerapan biopori. Mereka adalah Halimi Rifa'ata Fauzan (Filkom); Muhammad Fadel Hasan Maliki (Filkom); Wina Mulyani (FKIP).
Kepada UNIBA News, pada Rabu (28/8/2024), Halimi selaku ketua Tim TTG menyampaikan bahwa biopori merupakan metode pembuatan lubang resapan dengan memanfaatkan pipa sebagai media tanam. Hal tersebut sangat berguna dalam mencegah permasalahan banjir, terkhusus di Kelurahan Pasuluhan.
"Penempatan biopori berada di beberapa titik lokasi yang memungkinkan terjadinya genangan saat musim hujan tiba. Hal tersebut guna mengurangi dan menjaga ekosistem tanah dan air," ucap Halimi.
Kepala Kelurahan Pasuluhan kerap membantu Kelompok 5 KKM Kelurahan Pasuluhan, tersebut dalam melakukan survei lokasi. Survei dilakukan untuk mengindentifikasi lokasi-lokasi rentan terhadap banjir atau genangan air yang sulit meresap setelah hujan. Sehingga, memudahkan dalam penentuan titik lokasi penanaman biopori.
Proses pembuatan biopori berawal dari pemotongan pipa paralon menjadi berukuran setengah meter. Kemudian, melubangi pipa tersebut dan menanamkannya ke dalam tanah. Selain menjadi solusi dalam mengatasi banjir, biopori juga memiliki fungsi tambahan sebagai tempat pembuangan sampah organik, termasuk sisa makanan.
"Setelah sampah-sampah tersebut didiamkan beberapa saat, akan terjadi proses penguraian alami dan berubah menjadi pupuk kompos. Nantinya, pupuk tersebut dapat bermanfaat bagi pertanian setempat," jelas mahasiswa Filkom tersebut.
Program kerja yang mereka lakukan membuahkan hasil. Halimi mengungkapkan, kegiatan berjalan dengan lancar tanpa ada kendala. Masyarakat setempat tampak antusias akan kegiatan yang Halimi dan timnya lakukan. Dengan ramah, masyarakat pasuluhan memberikan dukungan penuh, bahkan menawarkan peralatan tambahan untuk meringankan proses penggalian.
"Terlihat dengan jelas, masyarakat tersebut menjunjung penuh semangat gotong royong serta kesadaran akan pelestarian lingkungan. Bahkan, kami mendapatkan suguhan hidangan saat melaksanakan kegiatan ini," tuturnya.
Setelah melakukan penanaman biopori, rencana ke depannya, kelompok KKM tersebut akan membandingkan hasil ketika menggunakan biopori dengan sebelum adanya biopori. Tidak kalah penting, merekan akan melakukan evaluasi dan penentuan langkah-langkah perbaikan dari hasil penerapan biopori.
"Kami berencana, melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga lingkungan, atau organisasi nonpemerintah lainnya untuk mendukung dan memperluas implementasi biopori. Dengan adanya kolaborasi yang kuat, proyek ini dapat berdampak lebih besar dan berkelanjutan dalam mengurangi risiko bencana banjir," pungkas Halimi.
Pada akhir sesi wawancara, Kelompok 5 Kelurahan Pasuluhan, menyampaikan harapannya. Mereka berharap, seluruh kontribusinya dapat membantu masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, Halimi mengatakan, hendaknya ke depan, Kelurahan Pasuluhan dapat mengembangkan program kerja yang telah mereka lakukan. (des)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H