Mohon tunggu...
Muhammad aldi pratama
Muhammad aldi pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis lepas

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Universitas Andalas Ciptakan Minang Drone, Solusi Kaji cepat Kerusakan Bangunan Akibat Bencana Alam

6 September 2022   21:25 Diperbarui: 6 September 2022   22:12 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara geografis, wilayah Indonesia terletak di antara 3 lempeng tektonik yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Hindia-Australia. Kondisi ini menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api, dan bencana geologi lain. Berdasarkan hal tersebut lima mahasiswa Universitas Andalas (UNAND) berhasil menciptakan inovasi drone atau pesawat tanpa awak sebagai solusi kaji cepat kerusakan bangunan akibat bencana alam bernama Minang Drone. Lima mahasiswa yang tergabung dalam tim Minang Drone itu ialah Husnul Khusnaini(Prodi Teknik Mesin), Ian Kevin (Prodi Teknik Mesin), Muhammad Aldi Pratama (ProdiTeknik Mesin), Yasril Dendi (Prodi Teknik Mesin), dan Naya Raisya Octaafrizal (Prodi Teknik Mesin). Tim ini dibimbing oleh Dr. Eng. Dendi Adi Saputra M, ST., MT.

Husnul Khusnaini selaku ketua tim Minang Drone mengatakan bahwa pesawat tanpa awak Minang Drone memiliki tujuan untuk mendukung analisis cepat kerusakan bangunan akibat bencana alam. Drone adalah pesawat tanpa awak yang bergerak sesuai dengan kapasitas baterainya sehingga daya jelajah terbang drone terbatas. Oleh karena itu, wahana Minang Drone didesain dengan penambahan panel surya dan modifikasi winglet pada ujung sayap pesawat untuk meningkatkan durasi terbang dan kemudahan manuver drone. Dengan adanya penambahan panel surya diharapkan drone dapat melakukan pengisian baterai saat penerbangan sehingga analisis cepat kerusakan bangunan akibat bencana alam dapat lebih efektif. Kemudian modifikasi yang dilakukan pada winglet Minang Drone terinspirasi dari bentuk atap rumah adat Minangkabau yang memiliki bentuk seperti tanduk kerbau dan merupakan ciri khas dari budaya Minangkabau, Sumatera Barat. Selain itu, Minang Drone juga didesain dengan sensor kamera yang digunakan untuk membantu analisis untuk melakukan pengambilan gambar. Hasil pengambilan gambar oleh Minang Drone akan diolah menjadi foto udara menggunakan software yang akan digunakan untuk pemetaan dan analisis bencana alam yang terjadi. Minang Drone dapat digunakan untuk melakukan analisis cepat yang lebih efektif dikarenakan kapasitas baterainya yang lebih lama dan dapat mengambil gambar kerusakan sehingga analisis kerusakan bangunandiketahui dengan cepat. Minang Drone juga merupakan salah satu tim perwakilan Universitas Andalas(UNAND) yang ikut serta dalam kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta dan berhasil mendapat pendanaan riset dari Direktoral Jenderal Kementerian Pendidikan,Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dirjen Kemendikbud Ristek) 2022.

"Kami berharap Minang Drone dapat membantu pemerintah dan masyarakat korbanb encana alam untuk mendukung analisis cepat kerusakan bangunan akibat bencana alam.S elain itu kami juga berharap Minang Drone dapat membantu Tim SAR untuk mencari dan mengevakuasi korban bencana alam dengan mudah," harap Husnul dan Tim.

Sumber : Husnul Khusnaini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun