Mohon tunggu...
Khayla Putri Satriani
Khayla Putri Satriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya mahasiswa biasa.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membangun Ketahanan Masyarakat Melalui Pencegahan Dan Penanganan Monkeypox

1 Oktober 2024   10:30 Diperbarui: 1 Oktober 2024   10:57 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Monkeypox, atau yang lebih dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox (MPXV), bagian dari genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, yang juga mencakup virus variola (cacar), cacar sapi, dan vaksinia. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, dan kelelahan. Virus ini menyebar terutama melalui kontak erat dengan seseorang yang terinfeksi, baik melalui kontak kulit-ke-kulit, kontak mulut-ke-mulut atau mulut-ke-kulit, serta interaksi dekat seperti berbicara atau bernapas di dekat orang yang terinfeksi, yang dapat menghasilkan partikel pernapasan menular. Selain penularan antar manusia, infeksi juga bisa terjadi dari hewan ke manusia, misalnya melalui gigitan atau cakaran hewan terinfeksi, atau aktivitas seperti berburu, menguliti, menjebak, memasak, atau memakan hewan yang terinfeksi. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus monkeypox telah meningkat di berbagai negara, menunjukkan pentingnya penerapan strategi pencegahan yang komprehensif dan efektif untuk melindungi kesehatan masyarakat dari penyebaran penyakit ini.

Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan adalah edukasi publik. Masyarakat perlu memahami bagaimana mpox menyebar, gejala yang muncul, serta cara-cara pencegahan yang efektif. Di era digitalisasi ini, kampanye informasi melalui media sosial dan platform lainnya dapat membantu menyebarkan pengetahuan yang akurat, sekaligus mengurangi stigma yang mungkin muncul. Selain itu, vaksinasi merupakan komponen penting dalam strategi pencegahan. Vaksin yang efektif dapat secara signifikan mengurangi risiko infeksi, sehingga pemerintah dan lembaga kesehatan harus mendistribusikan vaksin secara luas, terutama kepada kelompok berisiko tinggi seperti tenaga kesehatan. Lalu, protokol isolasi dan karantina untuk individu yang terpapar juga perlu diterapkan dengan ketat. Langkah-langkah ini sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ke komunitas yang lebih luas. Kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol ini akan sangat membantu dalam pengendalian wabah.

Sistem pemantauan yang efisien juga sangat diperlukan untuk mendeteksi dan melacak kasus baru. Penguatan sistem pelaporan dan pelacakan kontak dapat mencegah lonjakan kasus, sehingga individu yang menunjukkan gejala harus didorong untuk segera melakukan pemeriksaan. Jika terkonfirmasi positif, langkah isolasi harus diterapkan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran lebih lanjut. Dalam hal penanganan, perawatan medis yang tepat sangat penting. Dukungan untuk pasien yang mengalami komplikasi dan penelitian lebih lanjut mengenai obat antiviral harus dilakukan untuk meningkatkan hasil klinis. Berbagi data dan praktik terbaik antar negara dapat memperkuat respons terhadap wabah ini.

Dengan menerapkan strategi yang holistik dan kolaboratif, kita dapat melindungi masyarakat dan mengurangi dampak mpox secara signifikan. Dari edukasi publik, vaksinasi, dan pemantauan kasus, hingga perawatan medis dan kolaborasi internasional, setiap elemen memiliki peran penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini. Upaya ini memerlukan dukungan dari semua lapisan masyarakat agar pencegahan dan penanganan infeksi ini dapat dilakukan secara efektif. Keterlibatan aktif semua pihak, dari pemerintah hingga individu, adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

KATA KUNCI: Indonesia, Kesehatan, Penyakit, Virus

DAFTAR PUSTAKA

Rizk, J. G., Lippi, G., Henry, B. M., Forthal, D. N., & Rizk, Y., 2022. Prevention and Treatment of Monkeypox. Clinical Drugs Investigation, 82(9), 957-963.

World Health Organization. 2024. Mpox. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mpox [online]. (diakses tanggal 23 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun