Mohon tunggu...
Kiwi Aliwarga
Kiwi Aliwarga Mohon Tunggu... Insinyur - relentless pursuit of excellence!

Inovator, startup builder. Founder of UMG.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Visi Panglima TNI dan Peran Startup dalam Bela Negara

15 November 2023   09:42 Diperbarui: 15 November 2023   11:52 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinamika keamanan regional dan strategi pertahanan (dokpri)

5) Perang fisik dengan pengerahan drone dan pasukan taktis yang bisa dikerahkan dalam waktu yang sangat cepat.

Analisis saya tersebut searah dengan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono yang mengatakan, terdapat tiga sumber yang bisa menjadi pemicu terjadinya konflik bersenjata di Indonesia. 

Tiga sumber konflik di dunia adalah energi, makanan, dan minuman. Adapun Indonesia merupakan negara yang punya ketiga sumber itu secara melimpah. Karena itu, negara lain berpotensi berkonflik dengan Indonesia untuk merebut sumber daya alam yang melimpah tersebut.

Peluang Aplikasi Teknologi Bidang Riset Hankam (dokpri) 
Peluang Aplikasi Teknologi Bidang Riset Hankam (dokpri) 

Sishankamrata dan Asas Perang

Perlu meneguhkan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata) yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) Pasal 30 Ayat (2). Pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan oleh Tentara Nasional Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Sistem pertahanan semesta menerapkan totalitas pengerahan seluruh komponen bangsa dalam mengambil bagian untuk pertahanan negara. Sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dinamika penyelenggaraan pembangunan nasionalnya, sistem pertahanan semesta telah membuktikan dapat diterapkan dalam membentengi bangsa Indonesia dari segala bentuk ancaman.

Pertahanan keamanan rakyat semesta perlu diperkuat dengan teknologi terkini. Perlu partisipasi startup yang telah menggeluti deep tech untuk mentransformasikan sishankamrata sehingga bisa turut mentransformasikan bentuk-bentuk bela negara dan membantu TNI menghadapi tantangan, ancaman dan gangguan terhadap negara pada era disrupsi dan teknologi 4.0.

Perkembangan teknologi 4.0 mengubah atau mentransformasikan asas-asas perang. Menurut doktrin hankam negara kita asas perang mempunyai kegunaan sebagai pedoman untuk menuntun tindakan dalam penyelenggaraan peperangan. Asas tersebut salah satunya adalah asas mobilitas, yakni kemampuan mobilitas diwujudkan dalam keleluasaan bertindak,responsif, serta ketanggapsegeraan dalam mengembangkan strategi pertahanan negara serta keleluasaan dalam mendayagunakan segenap sumber daya nasional untuk menjadi kekuatan pertahanan, baik pertahanan militer maupun pertahanan nirmiliter.

Trend kedepan mendorong kekuatan pertahanan Indonesia tidak lagi hanya mengandalkan kemampuan penguasaan senjata saja, tapi lebih lanjut berupa penguasaan teknologi dan keahlian khusus lainnya.Apalagi dalam menghadapi perang asimetrik (asymetric warfare) sangat dibutuhkan keahlian penguasaan teknologi alutsista canggih yang terpadu dengan revolusi Industri 4.0.

Pendidikan militer pada masa mendatang dihadapkan pada dua hal yang sangat penting yaitu, Human Intelligence to Human Intelligence, dan Human Intelligence to Artificial Intelligence, Hal ini karena masa sebelumnya society 1.0 sampai dengan 4.0 adalah 100 persen fisik, sedangkan society 5.0 adalah 50 persen fisik yaitu senjata konvensional dan senjata non konvensional, dan 50 persen virtual yaitu senjata siber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun