Transformasi Kader PKK dan Kegiatan Posyandu Era Industri 4.0
Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) perlu ditransformasikan agar sesuai dengan perkembangan zaman. Transformasi gerakan PKK difokuskan dalam tiga bidang saja, yakni Posyandu, pelatihan kewiraswastaan dan peningkatan indeks literasi berbasis teknologi digital.
Eksistensi PKK yang merupakan gerakan pembangunan masyarakat bermula dari seminar home economic di Bogor tahun 1957 yang menghasilkan rumusan 10 segi kehidupan keluarga. Kemudian ditindaklanjuti oleh kementerian pendidikan, pengajaran kebudayaan pada tahun 1961 yang menetapkan 10 kehidupan keluarga sebagai kurikulum pendidikan kesejahteraan keluarga yang diajarkan di sekolah dan pendidikan informal sampai sekarang.
Tujuan gerakan PKK untuk mencapai keluarga sejahtera dengan tidak membeda-bedakan golongan, agama, partai dan lain-lain. Pada awalnya Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) diatur dan dibina oleh Kementerian Dalam Negeri.
Namun, setelah gerakan reformasi pengertian dan nomenklatur Gerakan PKK diubah dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga menjadi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga disingkat PKK.
Hasil kesepakatan Rakernaslub PKK tersebut selanjutnya ditetapkan menjadi Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor. 53 tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Atas dasar kepmendagri tersebut disusunlah pedoman umum gerakan PKK sebagai panduan pelaksanaan gerakan PKK hingga saat ini. Beberapa aktivitas utama PKK adalah Posyandu, Dasawisma, hingga kegiatan sosial lainnya.
Peran Kader PKK pada era disrupsi dan kehidupan bangsa-bangsa yang diwarnai dengan Industri 4.0 perlu diberi wawasan baru terkait dengan bagaimana cara memahami kesehatan masyarakat dengan peralatan yang lebih praktis dan murah.
Seringkali kita lihat bagaimana kegiatan Posyandu yang menimbang balita dengan karung dan timbangan beras. Juga sering terlihat bagaimana cara kader PKK mengukur, menimbang dan mencatat pertumbuhan tubuh balita lalu menyimpan hasil data yang didapat dengan cara asal-asalan. Juga bagaimana cara kader PKK mengukur parameter kesehatan para lansia yang ada lingkungan mereka dengan alat ukur yang tidak lengkap dan sering bermasalah tingkat akurasinya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya