KIOS SEHAT Inovasi Anak Bangsa dan Platform Demokratisasi Kesehatan Masyarakat
Strategi Transformasi Digital Kesehatan yang dirumuskan oleh Kementerian Kesehatan RI perlu diakselerasi dengan karya inovasi anak bangsa yang mampu mewujudkan ekosistem demokratisasi layanan kesehatan di segala lini.
Betapa luasnya dampak positif demokratisasi layanan kesehatan dengan teknologi. Saya bermimpi bahwa semua orang bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan outpatient kelas satu dengan bantuan teknologi.
Saya bersama tim yang bergabung dalam startup telah mengembangkan telemedicine yang di support dengan inovasi teknologi KIOS SEHAT. Yang bisa berperan sebagai ATM sehat di klinik atau Puskesmas atau di tempat perbelanjaan seperti Indomaret dan Alfamart. Lalu di link dengan Laboratorium, klinik, RS, dan Apotik untuk mendukung pelayanan kesehatan terintegrasi yang tidak mahal.
Saat ini, pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) di Indonesia telah merambah di berbagai sektor. Secara sederhana, teknologi IoT merupakan konsep ketika segala perangkat terhubung antara satu dengan lainnya melalui jaringan internet.
Berkembangnya teknologi ini tentunya akan membawa dampak positif karena semakin memberikan kemudahan bagi kehidupan. Seperti yang dilakukan oleh Widya Imersif, startup yang berhasil mengembangkan Wish Health Kiosk. Merupakan perangkat kesehatan cerdas yang memungkinkan masyarakat melakukan pengecekan kesehatan secara mandiri.
Sebagai perangkat kesehatan cerdas, Wish Health Kiosk atau lebih akrab disebut KIOS SEHAT memungkinkan masyarakat untuk melakukan beberapa pengecekan kesehatan dalam satu perangkat. Bahkan hasil pemeriksaan tersebut dapat diakses secara langsung melalui smartphone pengguna.
Saya melihat bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) akan berperan penting di hampir setiap aktivitas kesehatan masyarakat. Tentunya dibutuhkan infrastruktur yang massive tentang data kesehatan masyarakat Indonesia selain solusi kedokteran. Terwujudnya demokratisasi kesehatan pastinya akan banyak challenges. Ini bisa terkait dengan sistem dan operasional BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) yang murah dan praktis. Keniscayaan anggota BPJS mendapatkan harga yang sangat murah bahkan gratis. Hal ini tentunya akan mengurangi juga beban keuangan negara.
Bahkan dalam kondisi seperti saat ini dimana temperatur ekstrim, polusi udara yang kian pekat, bencana kabut asap dan bencana alam lainnya sangat berpengaruh terhadap gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Kesehatan pekerja yang kondisi tempat sangat berpotensi menimbulkan sakit dan kecelakaan kerja, atau jenis profesi yang beban kerjanya sangat rentan terhadap kesehatan, seperti pilot, pengemudi angkutan berat, masinis KA, teknisi pengeboran migas, teknisi pertambangan dan lain-lain tentunya setiap memulai jam kerja serta setelah mengakhiri jam kerja membutuhkan check up kesehatan dengan peralatan medis yang praktis dan terintegrasi.Â
Semua prosedur general check up para pekerja "garis depan" saya harapkan bisa dikelola dengan sistem atau platform dengan teknologi terkini berbasis Industri 4.0. Tentunya platform tersebut jika dikalkulasi biayanya lebih murah dan efisien dari segi waktu dan jadwal kerja.
Sebagai inovator saya bertekad mewujudkan ekosistem hubungan industrial yang sehat dan konstruktif di negeri ini. Untuk itu saya tengah membicarakan hal ini kepada anggota LKS Tripnas ( Lembaga Kerja Sama Tripartit Nasional ) lembaga yang dipimpin oleh Menteri Tenaga Kerja yang anggotanya baru saja dilantik lewat keputusan Presiden. Bahwa hubungan industrial yang sejati adalah terciptanya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan platform terkini.Â
Sehingga angka kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja yang angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun bisa diatasi. Dan pihak BP Jamsostek bisa memiliki data kesehatan kerja secara akurat dan menyeluruh sehingga jaminan sosial pekerja bisa terwujud dengan baik.
LKS Tripnas saya dorong agar memperbarui SMK3 hingga ke unit kerja terkecil ( pabrik ) dan memasukkan pembaharuan K3 dalam setiap Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di perusahaan. Untuk itu KIOS SEHAT adalah salah satu solusinya.
KIOS SEHAT dan Platform ProSehat
Pada saat ini Layanan KIOS SEHAT salah satunya terdapat di komplek Islamic Center Ar-Rahmah, Cibubur. Keberadaan ini menjadi layanan kesehatan cerdas terpadu (smart healthy) masjid pertama di Indonesia.
Memadukan antara pelayanan kesehatan konvensional dalam klinik yang berada di lingkungan masjid dan teknologi kesehatan terkini. Kios Sehat menawarkan solusi komprehensif mengenai informasi kesehatan umat.
Setiap peserta yang memanfaatkan layanan kesehatan Kios Sehat dapat mengetahui kondisi kesehatannya berdasarkan informasi yang diperoleh dari pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan melalui Kios Sehat. Informasi tersebut kemudian terhubung dan terintegrasi dalam informasi virtual yang dapat diakses oleh pengguna melalui platform atau aplikasi Prosehat yang berbasis teknologi internet dan terhubung dengan alat Pop Up Clinic yang ada di Kios Sehat.
Informasi virtual tersebut menjadi data pribadi yang tersimpan aman dan hanya dapat diakses oleh pengguna. Pengguna harus masuk ke aplikasi dengan menggunakan password dan langsung terhubung dengan mesin Pop Up Clinic setiap kali pemeriksaan. Diharapkan dengan layanan Kios Sehat ini, semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya informasi kesehatan pribadi sehingga bisa mengantisipasi risiko penyakit serius sejak dini.
Sedangkan ProSehat adalah platform kesehatan yang menyediakan aplikasi dan layanan kesehatan secara komprehensif dan terintegrasi. Pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh melalui ProSehat adalah telemedicine berupa layanan konsultasi medis secara virtual dan layanan kesehatan on demand yang meliputi panggil dokter ke rumah, layanan vaksinasi di rumah, dan pembelian obat ataupun suplemen kesehatan.
ProSehat mengandalkan Cloud Expert Biznet Gio sepenuhnya untuk mendukung tim IT ProSehat dalam mengelola infrastruktur secara menyeluruh dengan aman dan tepat selama 24 jam. Mulai dari kegiatan monitoring, backup, risk mitigation hingga support yang proaktif, sehingga terhindar dari kesalahan konfigurasi yang dapat menyebabkan downtime.
Strategi Transformasi Digital Kesehatan
Saat ini merupakan momentum yang tepat untuk menjalankan Strategi Transformasi Digital Kesehatan yang telah digariskan pemerintah. Perlu sinergi antara pemerintah sebagai regulator dan startup pengembang untuk melakukan hilirisasi inovasi teknologi berbagai macam alat kesehatan (alkes) yang diterapkan kepada masyarakat. Sektor industri alkes pada saat ini tergolong industri strategis karena masuk dalam kategori high demand.
Strategi transformasi digital kesehatan akan terfokus pada pengembangan data kesehatan, pengembangan aplikasi layanan kesehatan, dan peningkatan ekosistem teknologi kesehatan yang berkelanjutan. Ketiga fokus tersebut diharapkan dapat melahirkan peningkatan mutu data beserta kebijakannya sehingga meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan. Melalui pemetaan ini, seluruh layanan kesehatan dapat terintegrasikan sehingga optimalisasi dalam efektivitas dan interoperabilitas dapat terwujud pada pelayanan primer dan sekunder, pelayanan farmasi dan alat kesehatan, ketahanan kesehatan nasional, sumber daya manusia kesehatan, pembiayaan kesehatan,
Transformasi digital di bidang kesehatan mesti dilakukan dengan cepat dan tepat seperti halnya di bidang lain seperti e-commerce dan perbankan, namun bertahap dan terukur. Salah satu teknologi yang perlu diadopsi dengan cepat adalah teknologi telemedicine yang dikembangkan oleh inovator swasta dalam bentuk perusahaan startup digital.
Penggunaan telemedicine ini berkaitan dengan target pemerintah dalam mencapai Universal Health Coverage (UHC) minimal 95 persen dari jumlah penduduk atau secara nasional sebanyak 257,5 juta jiwa. Teknologi telemedicine ini juga dapat menjadi solusi keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia kesehatan yang menjadi penyebab terbatasnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendekatan baru dalam menyusun regulasi yang mampu mengejar cepatnya agilitas teknologi digital bidang Kesehatan.
Pasar alat kesehatan nasional memiliki pertumbuhan hingga 12 persen per tahun. Anggaran Kemenkes untuk pembelian alat kesehatan setiap tahun mencapai Rp 18 triliun.
Kebutuhan Alkes meningkat seiring meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan, terutama dalam memenuhi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun demikian perkembangan industri Alkes hingga kini belum bisa mencapai Universal Health Coverage (UHC).
Definisi alat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Klasifikasi alkes terdiri atas Kelas I: Alat kesehatan yang kegagalan atau salah penggunaannya tidak menyebabkan akibat yang berarti; Kelas IIa: Alat kesehatan yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang berarti kepada pasien tetapi tidak menyebabkan kecelakaan yang serius; Kelas IIb: Alat kesehatan yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang sangat berarti kepada pasien tetapi tidak menyebabkan kecelakaan yang serius. Dan kelas III, yakni alat kesehatan yang kegagalan atau salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang serius kepada pasien atau perawat/operator. Â #KiwiAliwarga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H