Festival Sangrai Kopi 1000 Tungku, Lampung Barat Memecahkan Rekor MURI
 Sekilas Tentang Lampung Barat
Lampung Barat dengan luas wilayah kira-kira 3.368,14 km2 merupakan tanah perbukitan vulkanik dengan ketinggian 600-1000 dpl. Populasi 152.979 laki-laki dan 134.609 perempuan sehingga total 287.588 (BPS Lampung Barat, 2014). Struktur ekonomi di tahun 2013 didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Kopi Robusta dan lada merupakan komoditi utama daerah ini, dimana produksi kopi mampu mencapai ± 53,383.6 ton per tahun dan lada ± 7,956.5 ton per tahun (DISBUN Lampung Barat, 2014). Disamping itu, Lampung Barat merupakan areal padi terluas dan merupakan kabupaten penghasil sayuran di Provinsi Lampung seperti kentang, cabe, kol, tomat, wortel dan sawi.
Penduduk asli Lampung Barat disebut Ulun Lampung yang menggunakan Bahasa Daerah Lampung dengan dialek Belalau dan Krui dan menggunakan alphabet Had Lampung. Selain pendduduk asli, terdapat pula masyarakat pendatang dari Banten, Bugis, Jawa dan Bali yang sudah lama menetap. Kedatangan mereka sejak 1905 pada masa Pemerintah Hindia Belanda mendatangkan mereka untuk membuka lahan perkebunan kopi dan lada. Hal ini berlanjut sampai tahun 1979 melalui Program Transmigrasi Nasional.
Untuk menuju Lampung Barat diperlukan waktu tempuh 4 jam berkendaraan pribadi dari Bandara Raden Inten di Bandar Lampung. Fasilitas jalan raya yang menghubungkan Bandar Lampung dan Lampung Barat sudah bagus. Ibu kota Kabupaten Lampung Barat di Liwa.
Festival Sangrai Kopi 1000 Tungku
Selain memperingati HUT Lampung Barat ke-24, seperti disampaikan Bupati Drs. H. Mukhils Basri, M.M diadakannya Festival Sangrai Kopi 1000 Tungku, karena kopi (Robusta) menjadi komoditi unggulan. Kegiatan ini juga diharapkan untuk menjaga penghasilan masyarakat Lampung Barat sebagai petani kopi. Leading Sector penyelenggara adalah Dinas Perkebunan Lampung Barat.
Kegiatan Festival diselenggarakan di halaman Kantor Kecamatan Air Hitam yang terletak di Desa Pekon Semarang Jaya, pada 16 September 2015. Panitia dari Dinas Perkebunan Lampung Barat dibantu para mahasiswa dari Universitas Lampung (UNILA) memberikan arahan kepada para ibu-ibu utusan dari 15 kecamatan Lampung Barat untuk duduk sesuai nomor urut yang diterimanya. Ibu-ibu ini membawa biji kopi (kopi asalan) sekitar 2 kg dari rumah masing-masing untuk disangrai bersama-sama. Sementara panitia telah menyediakan tungku, wajan tanah liat, sotil, besek, tempat duduk (dingklik), kayu bakar, korek api dan minyak tanah. Setelah siap semua, acara diawali dengan Tari Sembah. Kemudian Bapak Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Kepala Disbun, dan jajarannya mengawali dengan menyangrai kopi diikuti serentak oleh peserta. Â
Selamat untuk bumi beguai jejama sai benik, Lampung Barat. Tetap semangat dan sukses.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Bupati Lampung Barat sedang menjelaskan strategi pengembangan kopi di Lampung Barat: Produktifitas Kopi Robusta kita sekarang posisinhya di bawah Vietnam (Dok. Pribadi)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H