Mohon tunggu...
Kiti Andriani
Kiti Andriani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

I am a freelancer, actively writing on several novel platforms and also a longing poet.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harap, Gencatan Senjata

4 Juni 2024   11:07 Diperbarui: 4 Juni 2024   11:14 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Alen Belija(pexels.com)

Di bumi Palestina yang penuh dengan luka,
Suara tembakan bergema, merobek kedamaian yang hancur,
Namun, dalam gelapnya malam yang kelam,
Harapan menyala, memancarkan sinar yang tak terbatas.
 
Gencatan senjata, doa yang terucap,
Mengalir dalam sungai kesedihan yang dalam,
Kami rindu akan ketenangan yang hilang,
Di antara reruntuhan, cinta masih tetap bersemi.
 
Anak-anak menangis, mencari pelukan yang hangat,
Mereka merindukan senyum yang tulus,
Di taman yang sunyi, bunga-bunga layu,
Kami menanti, dengan hati yang penuh harap.
 
Palestina, tanah suci yang dipenuhi air mata,
Kami bersatu, mengangkat doa-doa damai,
Gencatan senjata, suara hati yang bersatu,
Kami butuh ketenangan, kami butuh cinta yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun