Mohon tunggu...
soekito prawiroatmodjo
soekito prawiroatmodjo Mohon Tunggu... Administrasi - pribadi

lulusan ITB 1959 jurusan mesin pensiunan PNS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terapi Pernapasan Diafragma yang Diajarkan Allah SWT kepada Sang Bayi Sejenak Sesudah Kelahirannya

30 Juni 2020   12:40 Diperbarui: 30 Juni 2020   12:50 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terapi Pernapasan Diafragma Yang Di Ajarkan Allah Swt Kepada Sang Bayi Sejenak Sesudah Kelahirannya, Insya Allah Bilamana Bayi Nanti Menjadi Pasien, Maka Bayi Akan Mampu Dapat Menyembuhkan Diri Sendiri Dari Penyakit Wabah Virus Corona

Allah SWT, menggerakkan dengan cara kontraksi organ diafragmanya untuk memperbesar rongga dada serta menggelembungkan dan mengempiskannya ruang perut Sang Bayi, hingga menjadi suatu pernapasan diafragma yang berirama, teratur tanpa henti, terus menerus atau konsisten dan istiqomah, sehingga sampai a j a l   t i b a  sesuai ketetapan dan kehendak-Nya.

 

ALLAH TIDAK MENGGUNAKAN KEKUATAN SPIRITUAL ATAU BAWAH SADAR UMMAT MANUSIA YANG MUNGKIN DAPAT LANGSUNG JUGA MENYEMBUHKAN PENYAKIT VIRUS CORONA ATAU MENYINGKIRKANNYA

Proses pernapasan siklus ke-1 menghirup udara ini menjadikannya suatu  

s a l u r a n dari udara luar segar, bersih dan kaya oksigen yang d i h i r u p masuk kedalam paru-paru, merupakan awal "limpahan Allah SWT", berupa  

i n t i  zat makanan tubuh dan yang menjadi juga "awal nikmat kehidupan".

Sedang  p r o s e s  pendekatan inilah yang menjadi fokus perhatian pemililhan cara penyembuhan penyakit   w a b a h  virus corona, dengan menyalurkan "limpahan berbagai rasa nikmat", yang dapat meningkatkan kesehatan, serta kekebalan tubuh pasien. 

Disamping itu rasa nikmat di dalam tubuh pasien juga akan berkembang dengan diproduksinya berbagai hormon tubuh dan bahan kimia tubuh lainnya,  yang dapat membuat kegembiraan dan kesenangan  r a s a  h a t i  yang dapat menjalar ke seluruh tubuh pasien, dan berdampak sama  y a i t u  untuk kesenangan  h a t i,  yang dapat  meningkatkan  kesehatan, serta kekebalan tubuh pasien.

 

DI UJUNG PROSES SIKLUS ke-1, BERLANJUT DENGAN PROSES PERNAPASAN DIAFRAGMA MENGELUARKAN UDARA KOTOR

Siklus ke-2 mengeluarkan udara kotor berupa gas CO2, bersama dengan gas lain-lainnya  serta uap air, yang dikeluarkan dari tubuh, lalu diikuti dengan lafazh "t a h l i l" :

"La ilaaha ilallaah"

Sebagaimana mengucapkan terima kasih kepada Yang Maha Tunggal

 

PROSES PENYEMBUHAN WABAH PENYAKIT VIRUS CORONA DENGAN TERAPI PERNAPASAN DIAFRAGMA DIDASARKAN ATAS  PERIMBANGAN KEKUATAN TUBUH PASIEN DENGAN AKTIVITAS PENYAKIT VIRUS CORONA DALAM TUBUH

Kondisi wabah penyakit virus Corona di awal tubuh pasien, amat kuat dan sangat aktif, sedangkan tubuh yang belum pernah menjalani terapi diafragma pernapasan,  masih dalam kondisi biasa atau normal. Oleh karena itu wabah penyakit virus Corona dapat berkembang ke seluruh ummat manusia di dunia ini relatif sangat cepat.

Namun, ternyata rata-rata ummat manusia dapat melakukan siklus ke-1, penghirupan udara bersih dan kaya oksigen masuk dalam paru-paru pasien per menit, 20 kali (siklus), maka per jam menjadi 1.200 siklus. 

Untuk sehari 24 jam, akan menjadi 28.800 siklus, sunggguh luar biasa banyaknya limpahan untuk nikmat kehidupan kita. 

Dengan frekwensi yang tinggi ini, maka segera sesudah tubuh pasien menjalani terapi pernapasan diafragma, maka pada setiap siklus penarikan udara yang masuk kedalam paru-paru tubuh  a d a l a h  pemberian kenikmatan kehidupan yang menjadikan  kekuatan kekebalan tubuh pasien naik terus.

Jadi, langsung dapat melakukan pengunggulan kekuatan  dan penekanan kepada aktivitas kegiatan wabah peyakit Corona. 

Dan dalam waktu singkatnya, wabah penyakit Corona telah menunjukan, penurunan aktivitasnya, bahkan  m e r e d u p  dan k e m b a l i  kepada Sang Pencipta.

 

CARA PENYEMBUHAN INI DITERIMA DENGAN "PIKIRAN DAN AKAL SEHAT"

Setiap siklus hirupan udara luar yang segar dan yang kaya oksigen, masuk kedalam paru-paru, maka akan dapat langsung menaikkan kesehatan dan daya tahan tubuh pasien, yang dapat diterima dengan p e r a s a a n   h a t i  yang w a j a r  dan  p i k i r a n  yang  l o g i s. 

Meskipun dalam hal ini,  prosesinya diluar kebiasaan medis atapun kekuatan spiritual yang juga mungkin  non-medis. 

Jumlah kwantitas siklus ke-1 hirupan, dijadikan suatu standar bandingan kekuatan tubuh manusia yang telah dapat mengatasi kelemahannya, dimana yang sebelumnya telah terkena dampak aktivitasnya wabah penyakit virus Corona.

 

HARAPAN  BESAR ATAS  DUKUNGAN DARI BERBAGAI PIHAK

Demikianlah karya tulis yang sederhana ini, semoga dapat menarik perhatian bagi tokoh seperti Ulama Besar Masjid Istiqlal  Prof. Dr. Nazarudin Umar yang sangat dikenal perhatiannya dalam banyak aspek IPTEK, bagi ummat muslim pada umumnya dalam mendukung pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an.

Juga dikenal seorang Imuwan Muslim Dr. Agus Purwanto, lagi sangat giat-giatnya bagaimana memperjuangkan, agar ummat muslim tidak meninggalkan "ayat-ayat al-kauniyah", mengingat ayat-ayat ini yang berkaitan dengan lmu Pengetahuan dan berperan lebih banyak digunakan sebagai inti-teknologi di Era - Pembangunan  Indonesia Maju.

 

Mungkin, sudah banyak juga adanya kelompok-kelompok peneliti ummat muslim di beberapa daerah-daerah, yang mungkin dapat dilakukan dengan komunikasi sederhana  y a i t u  dengan  WApps, yang tidak hanya diruang diskusi formal atau seminar.

Insya allah, masih banyaknya peminat khusus para lansia muslim  yang masih terbatas ilmunya, akan dapat kesempatan berlatih.

 

AKHIRUL KALAM

Hanya kepada-Mu lah kita memohonkan keridhaan-Mu untuk u p a y a  dan

u s a h a  penyembuhhan wabah penyakit virus Corona, sesuai ajaran Yang Engkau ajarkan melalui diafragma pernapasan, b e r h a s i l   p o s i t i f.

Aamiin Y.R.A.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun