DR. KH. ALI NURDIN MENYAMPAIKAN
Menghafal Al-Qur'an memang perlu, tetapi berakhlak Al-Qur'anÂ
lebih penting
Penjelasannya,
Aisyah ra.  isteri Nabi mengatakan, b a h w a  :
.....akhlak Rasulullah  a d a l a h  Al-Qur'an.....
d i m a n a,
Segala  apapun yang berhubungan dengan perkataan, kehidupan beliau, sesuai dengan Al-Qur'an.Â
Jadi dapat kita pahami, bahwa tidak ada seorang manusiapun di muka bumi ini yang berakhlak Al-Qur'an, kecuali Nabi Muhammad SAW.
Â
Namun, sebagai ummat manusia tidak perlu merasa berkecil hati, karena hanya ummat manusia sajalah, sebagai makhluk ciptaan Allah yang berakal dan memiliki otak yang mampu berpikir, sehingga bisa menjadi ummat yang ber-IPTEK.Â
AGAMA ISLAM ADALAH AMALANÂ BUKAN HANYA HAFALAN
Sebagai Agama yang sempurna, dimana didalamnya melalui Al-Qur'an terkandung ajaran yang lengkap, baik teori dan ritual, maupun cara-cara memahami serta pengamalannya.
Menghafal  a d a l a h  baik dan boleh-boleh saja, sebagai tahapan menuju kepada pengertian dan pemahamannya, yang harus sesuai dengan Al-Qur'an bagi sesamanya.Â
Sebenarnya semua ummat muslim terutama para ulama memang juga sudah mengetahui bahwa, banyak ayat-ayat dari berbagai surah yang tidak dapat langsung dimengerti arti dan maknanya, meskipun sudah membaca bahkan hafal, tetapi masih diperlukan suatu uraian dan penjelasannya lagi untuk sampai bisa memahaminya.
Â
Bagaimana kita bisa mengamalkan suatu ajaran, kalau kita belum bisa memahami arti dan makna ajaran itu ?
Â
HASIL PENGAMATAN DAN PENELITIAN UMMAT BER-IPTEKÂ
Semua ummat muslim  pasti sudah tahu dan mengerti, bahkan hafal artinya,  namun banyak dari kita yang tidak dan belum pernah bisa memahami maknanya dengan baik, misalnya surah An-Nahl(16) ayat 78, yang  selengkapnya  s e p e r t i  :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
Â
Kemudian diketemukan oleh ummat ber-IPTEK, bahwa ternyata ayat-ayat surah tersebut  a d a l a h  suatu rangkaian makna yang tertulis dalam Al-Qur'an, namun ada sebagian lagi yang tidak tertulis sebagai ayat, tetapi berupa suatu  fakta  n y a t a  yang bisa disaksikan dan dicermati maupun diteliti.
Â
Bagian awal surah yang  t e r t u l i s  :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,............
Sebagai  fakta  n y a t a  :
S e s a a t  sesudah kelahirannya ini, Allah SWT melimpahkan "nikmat kehidupan dunia" kepada Sang Bayi.Â
Berupa awal pernapasan dengan cara menggerakkan secara aktif organ diafragma dan perut hingga dapat disaksikan, yang menggembung dan mengempis secara teratur, sesuai dengan irama pernapasannya.Â
Terus menerus konsisten atau istiqomah sepanjang hidup.
Agar kamu bersyukur, hingga saatnya ajal tiba.
Bagian akhir surah  yang  t e r t u l i s  :
...........dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur
Â
AWAL PERNAPASAN
Allah SWT mengajarkan awal pernapasan kepada Sang Bayi secara langsung, sebenarnya berupa Ajaran Utama, karena merupakan  : Â
"Awal pernapasan" yang menjadi  "nikmat kehidupan dunia"
Mungkin ini, suatu Rahasia Allah SWT, kenapa prosesi ini tidak tertulis sebagai ayat didalam Al-Qur'an, yang boleh jadi dimaksud agar supaya ummat-Nya dapat berusaha dengan menggunakan  "akal dan pikirannya" yang cerdas, untuk menemukannya.            Â
Seperti sudah terinci dan jelas dalam hasil pengamatan dan penelitian  IPTEK diatas, yang dapat dipahami juga bahwa awal pernapasan sebagai awal kehidupan.
Â
PENTINGNYA NIKMAT KEHIDUPAN
Tanpa adanya limpahan Allah SWT, berupa awal nikmat kehidupan ini, maka tidak akan ada nikmat-nikmat lainnya, terkecuali hanyalah  k e m a t i a n.Â
Dan dengan dibukanya awal nikmat kehidupan ini, maka terbukalah nikmat-nikmat Allah lainnya untuk kehidupan dunia yang tidak terhitung jumlahnya.
Â
DAMPAK AJARAN ALLAH YANG TIDAK TERTULIS
Diajarkannya Awal Pernapasan, Sang bayi langsung bisa menggerakkan organ diafragma dan perutnya yang menggembung dan menengempiskan perutnya, dan selanjutnya pernapasan ini berjalan seterusnya secara otomatis.
Â
Siapapun yang telah bisa melakukan amalan berupa Ajaran Allah,
pasti dapat merasakan h a t i yang puas dan tenang. Sebagaimana yang dapat kita saksikan pada Sang Bayi yang baru lahir, menunjukkan suatu bukti nyata, bahwa adanya dampak "ketenangan yang hakiki(= nyata, benar-benar)", sehingga Sang Bayi bisa tidur sampai berjam-jam.
Â
UPAYA MEMAHAMI
Surah Ar-Ra'du (13) ayat 28, yang  a r t i n y a  :Â
Orang-orang yang beriman dan h a t i  mereka menjadi tenteram (tenang) dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah  h a t i  menjadi tenteram (tenang).
Â
Banyak dari kita ummat muslim yang telah berupaya memahami surah tersebut, tetapi belum menemukan makna yang jelas. Bahkan setelah menelusuri dan menghadirkan hadis-hadis, namun tetap bingung, karena  berkutat digunakannya kata-kata : berdzkir, mengingat Allah, ketenangan hati dan ingatlah. Â
Â
DENGAN SEDIKIT URAIANÂ
1.Berdzikir dengan mengingat Allah, bukan cuma "e l i n g"(bahasa Jawa) saja, tetapi yang pada saatnya langsung mengamalkan ajaran-Nya,  atas perintah Allah dengan cara membaca atau  melafazkan asma Allah, tasbih, dan kalimat-kalmat yang disukai Allah.
2.Pikiran yang sering berpencaran arahnya, difokuskan ke hanya satu titik arah saja, y a i t u  :  kepada pembacaan atau lafaz asma allah dan lainnya.
3.Pada pelaksanaan aktivitas amalan ini  h a t i  kita merasakan adanya gejolak sebagai gerakan aktivitas. Â
4.Kemudian suatu saat, h a t i  kita sudah merasa lega dan puas dimana aktivitas berubah menjadi ber-irama, stabil dan sampailah pada kondisi hati yang tenang.
5.Ketenangan, sebenarnya bukannya s i f a t  pasif, diam atau berhenti, tetapi suatu kondisi yang dapat dicapai, karena adanya dua kekuatan atau lebih, yang aktif menjaga agar dalam keadaan seimbang dan stabil.
Mudah-mudahan dengan uraian ini menjadi lebih jelas.
Â
KETENANGAN MENJADI KEKUATAN
Pernapasan Sang Bayi dengan gerakan organ diafragma dan perut yang menggembung dan mengempis, yang sebenarnya juga  a m a l a n  atas ajaran Allah yang diterima Pengamal atau lebih tepatnya Sang Bayi hatinya menjadi  t e n a n g karena mengingat Allah Yang Maha Pencipta, dan Maha Penyiram Kesejukan h a t i.
Â
Ketenangan h a t i  yang diperkuat dengan enerji positif dari tarikan dan hembusan napas yang secara terus menerus  menghasilkan enerji positif,  inilah yang orang sono menyebutnya sebagai  "THE DIVINE POWER OF STILLNESS"  Â
Kekuatan enerji positif inilah yang akan membawa kita dalam kebahagiaan dunia, karena kebanyakan hambatan dan penyakitÂ
a d a l a h  enerji negatif yang dapat dinetralkan oleh  enerji positif yang melimpah ruah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H