Kunjungan kali ketujuh belas hanya menegaskan bahwa pembangunan Papua belum usai. Masih ada waktu sisa pengabdiannya sebelum Oktober 2024.
Diketahui agenda kunjungan Presiden Jokowi ke Papua, 5-7 Juli 2023 lalu antara lain; peresmian infrastruktur berupa bandara di Kabupaten Asmat, panen raya jagung di Kabupaten Keerom, inspeksi mendadak (sidak) kondisi pasar Kabupaten Jayapura, dan membuka gelaran karnaval anak muda Papua yang mampu membangkitkan bakat, talenta, serta umkm dan ekonomi kreatif.
Sebab itu, penulis yang juga pegiat kelompok anak muda dan milenial kreatif, sangat mengapresiasi upaya Presiden Jokowi dalam mengelola anak-anak muda Papua. Pembangunan SDM maupun infrastruktur fasilitas tak hanya ditujukan di Pulau Jawa. Tapi juga sudah dilaksanakan di Pulau terluar, terdalam, dan terdepan negara kepulauan Indonesia.
Apresiasi setinggi-tingginya atas penunjukan Presiden Jokowi kepada Billy Mambrasar, Staf Khusus Presiden Milenial yang aktif dan responsif terhadap perintah dan instruksi Presiden. Billy cekatan menerjemahkannya ke dalam langkah strategis yang bisa diterima oleh masyarakat Papua.
Artinya pembangunan tidak dilaksanakan di Jawa sentris, tapi sudah on the track menjadi Indonesia sentris. Kita butuh pemimpin selanjutnya yang punya visi besar memajukan Indonesia dari pinggiran, dari desa, dari pulau yang tersentuh oleh pembangunan. Butuh pemimpin yang sustain pada pembangunan yang menitikberatkan sumber daya manusia dan alam yang seimbang, terlebih di tengah iklim bumi yang penuh ketidakpastian.
Kita butuh pemimpin yang tidak hanya duduk manis di balik kursi istana, tapi gerak cepat bekerja demi mewujudkan Indonesia Maju 2045.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI