Lebaran 2017 menjadi libur panjang bagi banyak orang. Pilihan mudik ke kampung menjadi yang utama, tetapi kalau kita teliti jauh lebih banyak orang yang memanfaatkan lebaran untuk menumpahkan hasrat libur panjang yang sudah tidak tertahankan. Hahah. yang merasa begitu silakan mengangguk.Â
Sekalipun cuti bersama sudah dipatok Pemerintah, tetapi banyak pekerja, buruh, karyawan yang adalah orangtua menyesuaikan liburan seperti jadwal anak sekolah, 9 Juli 2017. Jadi libur lebaran 2017 ini menjadi cuti panjang dan lama. Karena itu tidak heran kalau terjadi anomali tahun ini. Biasanya H-3 arus mudik dan H+3 arus balik terjadi, terutama ke kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Namun ternyata sampai hari ini, H+3 ternyata yang melimpah ruah adalah arus mudik. Jadi masih banyak yang mudik nih.
Bahkan saya dengar dari Kementerian Perhubungan, arus balik puncaknya bisa terjadi pada 30 Juni 2017, padahal arus mudik juga masih padat. Waduh itu semua artinya akan terjadi kemacetan di jalan, berjejal di kereta api, di kapal, di berbagai tempat penyeberangan antar pulau, dan kepadatan di mana-mana termasuk di objek-objek wisata aik objek wisata alam maupun objek wisata modern.Â
Ogah BerjejalÂ
Karena itulah, setelah sowan ke tetangga yang ber-Idul Fitri (Mama selalu mengirimkan bingkisan untuk para tetangga, tukang sampah, dan para satpam di sekeliling rumah)  kami sekeluarga memutuskan menghabiskan liburan di rumah saja. Kita sekeluarga bosan  ke tempat hiburan di sekeliling Jakarta, sebutlah Ancol, TMII, Kebon Binatang,  yang pasti penuh sesak. Kalau ngotot mau berenang, serasa jadi cendol karena berjejalnya manusia di dalam kolam.Â
Pilihan lain jalan-jalan ke mall, saat ini kami tinggal di kawasan Jakarta Utara. Sehingga mal di Kelapa Gading, Artha Gading, MOI, lalu di kawasan Jakarta Pusat  Plaza Indonesia, Grand Indonesia, lalu lanjut ke Gandaria City Pondok Indah, lanjut lagi Taman Anggrek, Central Park. lalu balik pulang ke Kota Casablanca, hadeeeuh  ujung-ujungnya ke toko-toko itu saja, dan makan di tempat itu-itu saja. Nothing special.
Oya kami juga sudah ke Jakarta Fair H-3 sebelum Lebaran. Kami pikir pasti tidak terlalu ramai, apalagi itu hari Kamis, masih hari kerja. Uh ternyata tetap padat. Parkiran penuh dan outlet penjual pakaian, tas, dan baju bermerk malah penuh sesak. Maklum, di PRJ ini biasanya harga miring karena diskon yang ditawarkan terasa. Mengapa bisa diskon? Karena yang berjualan adalah pabrik langsung, sehingga budget untuk retailer dan agen bisa diganti menjadi diskon untuk para end-user yang memadati Jakarta Fair Kemayoran.
Pilihan lain yang tersedia ke objek wisata serbuan orang Jakarta yang nekad ke luar kota walau dijamin macet. Mulai dari Objek Wisata, Factory Outlet, Hangout mulai dari kota Bogor, Â Bandung, Lembang memang kelihatan menyenangkan dapat aura baru. Tapi seperti libur lebaran bertahun-tahun lalu, dan hasilnya antre.com dan pulang ke Jakarta macet.comÂ
Ada teman yang memamerkan hiburan ke Raja Ampat Papua, kelihatan seru dan keren, tetapi tebak ... ternyata berjejal juga orang Jakarta yang liburan ke sana. Tertarik juga ke sana, tetapi setelah menghitung biaya liburan ke sana saat lebaran bisa  berlipat dibanding hari biasa. Travel 10 hari ke Raja Ampat di hari libur biasa sekitar Rp 30.000.000 per orang. Dan di hari lebaran ini, harga itu  menjadi Rp 40.000.000  Wow, ada perbedaan sekitar Rp 10 juta perorang. Jika kami berangkat bertiga berarti tambah biaya Rp 30 juta + Rp 90 juta di harga normal untuk bisa liburan ke Raja Ampat di hari lebaran. Nggak mampu ah .Â
Liburan ala  Homeschooling
O ya sebelum lupa, kami adalah keluarga Homeschooling.  Kami memiih mentuntaskan wajib belajar 12 tahun lewat pendidikan nonformal, yang sering disebut Homeschooling Komunitas. Maka kami bisa leluasa memilih waktu libur, nggak perlu ngotot ikut libur masal seperti para pegawai ngeri eh pegawai negeri dan swasta serta  anak-anak sekolah biasa.
Justru karena itulah buat kami nyaman saja menikmati libur lebaran menjadi libur di rumah. Karena belasan kantor sekeliling rumah kami libur, maka ada keuntungan tak terduga. Akses Internet jauh lebih cepat.Â
1. Berinternet-ria
Akhirnya kami masing-masing mencari hiburan lewat internet dengan browsing sesuai hobi. Aku suka film baru yang lebih dulu ditayangkan dibandingkan di televisi Starworld atau National Geographic.  Adikku  yang senang mendengar lagu lama, jadi berjam-jam menikmati lagu-lagu pilihannya tanpa kena buffering yang biasanya sering banget terjadi saat hari kerja.Â
Yang pasti karena waktu internet panjang, kami malah bisa bertegur sapa dengan teman-teman yang sedang chatting juga. Ada teman yang sedang di Jerman, di kampung Pare Kediri, di Manado, di Jakarta Fair, di Ancol, di mana-mana sedang liburan tetapi kok ujung-ujungnya berinternet ria juga. hahaha.
Sementara Mama yang hobi berbagi tulisan seputar parenting, juga senang karena akses internet membuat Mama bisa cepat selesai menulis artikel seputar artikel homeschooling yang banyak dicari para orangtua --yang saat ini sedang  galau dengan konsep fullday school bagi anaknya di SD dan SMP. Yang ingin tahu lebih lengkap tentang homeschooling yang bebas dari "full day school syndrom" bisa mampir ke www.mercysmart.id atau www.mercy-smart.wesb.com
Pokoknya di libur lebaran ini,  rasanya enak banget berinternet ria saat para tetangga kami, ya para orang kantor pada liburan. Termasuk untuk posting tulisanku di Kompasiana, di libur lebaran kali ini. proses menulis di laman Kompasiana lumayan lancar. Lancar jaya. Gitu dong Kompasiana bikin hosting, server, dan  cloud yang besar dan leluasa sehingga tidak setiap kali dikomplain para penulisnya.Â
2. Olahraga
Oya, aku dan adik sudah lama tidak bisa main bulutangkis, selain sama sama sibuk, Â dan tempat bermain hanya ada di RPTRA depan rumah, yang banyak peminatnya. Â Namun entah kenapa, di libur lebaran ini, RPTRA juga libur. Kenapa ya?
Untungnya, kami dapat tempat bermain bulu tangkis alternatif. Karena beberapa kantor di sekeliling kami libur, maka kami bisa numpang halaman parkir untuk bermain bulu tangkis. Apalagi jalanan depan rumah yang biasanya tidak pernah sepi, seharian ini cuma sesekali lewat mobil atau motor. Â Jadi udara lumayan bersih, karena kendaraan berpolusi jarang lewat. Â Nah, liburan kali ini kami isi dengan berolahraga sehat dan murah.
Selain itu yang paling menyenangkan saat libur lebaran adalah kesempatan bisa berkeliling rumah dengan bersepeda. Senang sekali bisa menggoes sepeda tanpa bersaing dengan motor atau mobil. Ah andaikan Jakarta bisa selengang ini ...
 Â
3. Beberes Rumah
Selain itu, karena waktu panjang di rumah, kami berhasil membereskan kamar dan ruang homeschooling yang selama ini hanya disapu dan dipel. Kali ini kami bongkar satu persatu buku, dan mulai menemukan beberapa barang yang selama ini kami cari. Â Dan kami mengerjakan beres-beres dengan santai karena tidak dikejar-kejar waktu. Liburan masih panjang, masih satu minggu lagi kok.
Satu ruangan homeschooling ternyata seharian baru bisa beres dari pk 10 sampai pk 17an . Rasanya nggak percaya, tanpa mbak, ternyata mama, saya,, dan adik bertiga saja bisa membereskan dan menata ulang ruangan homeschooling. Hmmm, moga-moga teman-teman homeschooler MercySmart Homeschooling jadi tambah asyik belajar di  ruangan ini.
Mama tersenyum senang karena mengisi liburan dengan lebih produktif. "Capeknya sama, tetapi manfaatnya sangat berbeda. Capek juga kan kalau kita libur dengan jalan-jalan tetapi ketika pulang, rumah tidak menjadi lebih keren, lebih bersih. Kalau liburan di rumah, capek juga, tetapi kamar dan ruangan rumah kita lebih bersih dan lebih keren."
Jadi begitulah Libur Lebaran 2017 ala saya. Semoga bermanfaat.Â
Buat teman-teman yang "senasib" yang tidak bisa berpersiar, mungkin sedang tidak sehat atau ada keluarga yang sedang dirawat di rumah sakit, semoga tetap semangat dan semoga cepat sembuh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H