Mohon tunggu...
kiti kirana
kiti kirana Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa S2 di Tsinghua University

Belajar bersyukur dan melihat sisi baik dari segala hal

Selanjutnya

Tutup

Money

Uang Tidak Kenal Saudara, Uang Tidak Kenal Agama

5 Mei 2016   09:44 Diperbarui: 5 Mei 2016   10:01 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena memiliki universal values maka bank syariah jangan menutup diri dengan target hanya orang muslim. 

logo-bank-syariah-3-572ab2bb717a61f909f811c1.png
logo-bank-syariah-3-572ab2bb717a61f909f811c1.png
Prinsip, Produk, Jasa Bank Syariah di Indonesia

Satu yang masih melekat di benak saya adalah paparan  Purnomo B Soetadi, Pejabat Eksekutif Consumer Retail Banking Bank Muamalat.  Pada paparannya,  "Perbankan Syariah di Era Digital Banking"  Purnomo mengungkapkan bahwa ternyata nasabah tidak melulu orang islam alias muslimin dan muslimah.  

Purnomo  sempat menyatakan, harus kita akui bahwa kekuatan ekonomi Indonesia justru bukan nonmuslim. Bahkan dari prosentase, jumlah nasabah Bank Mualamat nonmuslim (baca : umat Kristiani)  ternyata signifikan.  

Bahwa prinsip tidak mengambil bunga atau riba sesungguhnya sudah ditulis dalam Alkitab Kristen lebih dari 2000 tahun lalu. Lukas 6 : 34 -35 menyatakan “Dan, jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang karena kamu berharap akan menerima sesuatu darinya, apakah jasamu? Orang – orang berdosa pun meminjamkan kepada orang berdosa supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihanilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak – anak Tuhan Yang Mahatinggi sebab Ia baik terhadap orang – orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang – orang jahat."

Sejatinya, Alkitab juga mengecam praktek pengambilan bunga. Jadi tidak heran jika nasabah Bank Syariah di Indonesia  ternyata umat Kristiani yang mengaminkan dan mempraktekkan Ajaran Yesus Kristus dengan komitmen penuh.  Selain dari sisi iman, kita juga menggunakan logika bahwa sepanjang nasabah percaya bahwa uangnya akan dikelola jujur dan cerdas, maka apapun Bank-nya tetap dikejar. Uang memang tidak kenal agama, tidak kenal saudara.

Menikmati Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah

Kampanye Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggiatkan kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS) yang telah diresmikan oleh Presiden RI Jokowi tanggal 14 Juni 2015 lalu, kita apresiasi. 

Selain menggelar Meet-Up blogger di beberapa kota, Kampanye juga menggelar Syariah Fair  untuk terus mengenalkan dan mendekatkan masyarakat dengan produk dan jasa layaan keuangan syariah serta untuk meningkatkan pertumbuhan industri keuangan syariah secara umum. Di Jakarta, Keuangan Syariah Fair  digelar di Gandaria City yang berlangsung pada 3-5 Maret lalu.

Kesimpulannya sepanjang nasabah percaya bahwa uangnya akan dikelola jujur dan cerdas, maka apapun Bank-nya tetap dikejar. Uang memang tidak kenal agama, tidak kenal saudara. 

Saran untuk Bank Syariah di Indonesia, hedaknya  jangan cuma mangandalkan keislaman, tetapi harus keep fighting membuktikan kinerja bagi hasil yang signifikan, berlandaskan hasil dari semua jenis dan tipe  bisnis yang tidak haram, sehingga mendatangkan barokah bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun