Mohon tunggu...
kiti kirana
kiti kirana Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa S2 di Tsinghua University

Belajar bersyukur dan melihat sisi baik dari segala hal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Calon Menteri, Beasiswa LPDP, dan Target 2018 (info menarik saat Nongkrong Bareng)

19 April 2014   20:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:28 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi penekanan LPDP sesuai visi dan misinya adalah memiliki jiwa kepemimpinan dan mau berkontribusi untuk Indonesia. Kabar baiknya, penerima beasiswa, yang disebut awardee tidak wajib pulang kampung ke Indonesia, setelah selesai kuliah.

Pemerintah Indonesia sudah menyadari bahwa kontribusi untuk Indonesia tidak harus tinggal di Indonesia, dari mana saja belahan bumi ini, setiap Warga Negara Indonesia bisa memberikan kontribusi yang pantas sebagai tanda cintanya pada Ibu Pertiwi.

Jika Proses Seleksi untuk Awardee bisa meyakinkan saya bahwa itu fair dan terbuka, maka kabar buruk masih harus dihadapi untuk mereka yang berharap mendapat  kucuran dana LPDP untuk dana rehabilitasi pendidikan.

Menjawab pertanyaan seorang Kompasianer, seberapa besar peluang mendapat dana rehabilitasi pendidikan dan bagaimana prosedurnya? Maka jawaban Kepala Divisi Evaluasi Dana  Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan, tentang kebijakan pendanaan riset, Om Diki Chandra  membuat il-fil alias hilang feeling. Karena ternyata untuk penyaluran dana rehabilitasi, LPDP cuma terima (maaf) muntahan dari rekomendasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara bukan rahasia kalau proses seleksi Kemdikbud sampai sekarang itu, kurang dapat dipertanggungjawabkan.

Jadi ya sudahlah kita fokus untuk meraih beasiswa dulu ya. Sambil berharap ganti Presiden dan ganti Menteri Pendidikan, ada terobosan baru sehingga lembaga pendidikan termasuk homeschooling, secara terbuka dan fair bisa mendapat cipratan dana dari LPDP khususnya dalam rehabilitasi fasilitas pendidikan.


LPDP mempersiapkan Calon-calon Menteri

Menarik untuk dikotak-katik, LPDP yang baru seumur jagung dibentuk oleh rezim Presiden SBY juga meluncurkan beasiswa Presiden atau di situs LPDP disebut Presidential Scholarship. Wow, namanya sudah mentereng ya. Beasiswa  Presiden adalah beasiswa paling top di LPDP dan di Indonesia. Bahwa penerima beasiswa itu adalah 100 anak bangsa yang benar-benar terbaik.  Jumlah dana beasiswa dan tempat kuliah silakan dipilih dengan saran dari  LPDP yang sudah punya 50 daftar universitas terbaik di dunia.

Bahwa ambisi Indonesia melalui LPDP adalah dapat menjaring anak-anak Indonesia yang terbaik dan mampu menjadi orang-orang terdepan dalam bidang sains dan teknologi, yang kemudian bisa diaplikasikan di bidang pertanian, kelautan, , kesehatan,  iptek dan teknologi, dan bidang-bidang lainnya seperti pendidikan dan  komunikasi yang sangat dibutuhkan rakyat Indoensia.

LPDP berharap dalam waktu dekat bisa menjadi pilihan utama warga negara Indonesia dalam melamar beasiswa, sebagaimana Pemerintah Amerika lewat dana USAID atau Australia lewat AUSAID.

Saat presentasi tentang  Presidential Scholarship LPDP yang  berlangsung di Gedung AA Maramis II Departemen Keuangan Lapangan Banteng, saya tidak tahan untuk menyeletuk. Bahwa penerima Beasiswa Presiden ini bukan mustahil akan menjadi calon menteri Indonesia di masa yang akan datang.

Bila di tahun-tahun ini, yang terpilih jadi menteri adalah orang politik, makanya (maaf) program kerja banyak yang  nggak nyambung, program asal ada duitnya, maka semoga di kabinet Baru ini terpilih orang-orang profesional dan qualified di bidangnya.

Bila perlu para awardee President Scholarship akan menjadi Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan, Menteri Sains dan Teknologi, dan berbagai bidang yang akan membangun dan memberi percepatan bagi kemakmuran bangsa Indonesia  dan bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun