Selain itu, kedekatan ayah juga akan meningkatkan self esteem, kenyamanan diri, kepercayaan diri, keterampilan sosial, dan kompetensi sosial anak (Amato, 1994).
Saya sendiri percaya, dengan menunjukkan relasi yang setara antara ayah dan ibu, itu akan membentuk perspektif anak bahwa ia dicintai oleh kedua orang tuanya. Kelak, ketika ia merasa tak nyaman untuk bercerita kepada ibu, masih ada ayah untuk mengadu. Kami ingin mematahkan stigma bahwa fungsi ayah hanyalah untuk berkata “tanya ibumu”.
Saya dan suami justru lahir dari keluarga Jawa tradisional. Ayah-ayah kami tak sedekat itu dengan anak-anaknya, sehingga kami merasakan gap yang menganga dan sebentuk keasingan yang mengganggu dengan mereka. Hal inilah yang ingin kami putus dan kami ganti dengan pola asuh baru, bahwa anak kecil tak hanya melulu diurus ibu, dan tugas ayah tak melulu hanya kerja, kerja, kerja. Bahwa lelaki yang bisa menggendong anak dengan jarik bukanlah sesuatu yang istimewa, biasa saja, karena toh perempuan juga bisa dan biasa saja melakukannya.
Melibatkan diri dalam hal-hal domestik tidak akan membuat seorang pria lebih rendah atau lebih tinggi derajatnya daripada perempuan. Bukankah yang kita inginkan adalah kesetaaraan?