Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Membela Palestina, Menista Rohingya

10 Desember 2023   13:43 Diperbarui: 10 Desember 2023   13:45 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dukungan masyarakat Indonesia terhadap perjuangan Palestina dapat dikaitkan dengan identitas politik dan sejarah bangsa Indonesia yang memiliki relasi kuat dengan perjuangan melawan kolonialisme. Prinsip itu bahkan termaktub dalam UUD 1945 sebagai sumber supremasi hukum di NKRI.

Di sisi lain, kendati sama-sama muslim, masyarakat Indonesia tak merasa memiliki keterkaitan dan kesamaan nasib dengan pengungsi Rohingya. Pemahaman itu turut memupuk sikap antipati netizen Tanah Air terhadap Manusia Perahu. Padahal, kondisi mereka sejatinya tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh rakyat Palestina.

2. Pemberitaan Negatif dan Hoaks

Belakangan ini, berbagai kanal media sosial banyak dibanjiri oleh pemberitaan yang tidak akurat, sensasional, atau bersifat provokatif mengenai pengungsi Rohingya di Indonesia. 

Sebuah video demonstrasi yang diinisiasi oleh komunitas etnis Rohingya di Malaysia sempat beredar, yang diklaim bahwa aksi itu dilakukan untuk menuntut tanah kepada pemerintah Negeri Jiran. Usai dikonfirmasi, ternyata aksi yang mereka lakukan bukan untuk meminta tanah, melainkan aksi protes terhadap kekejaman pemerintah Myanmar.

Sejurus kemudian. Sebuah akun palsu yang mengatasnamakan badan milik PBB yang mengurusi masalah pengungsi (UNHCR) menyebut bahwa para pengungsi Rohingya menuntut untuk diberikan tempat tinggal, makanan, dan KTP Indonesia.

Sontak, netizen pun bereaksi keras atas klaim tidak berdasar tersebut. Hoaks itu menyebar bak virus yang kian memperburuk sentimen negatif dan kebencian masyarakat terhadap kehadiran pengungsi Rohingya di Indonesia. Hal itu juga menciptakan stigma negatif yang akhirnya akan mempersulit proses integrasi mereka ke dalam masyarakat lokal.

3. Konflik Sosial

Oleh netizen, eksodus pengungsi Rohingya ini bahkan dikait-kaitkan dengan penjajahan yang dilakukan Israel di Palestina. Mereka memiliki ketakutan yang berlebihan bahwa suatu saat komunitas etnis Rohingya bakal merampas mata pencaharian serta tempat tinggal mereka.

Kekhawatiran absurd ini bisa dipahami dari perspektif aspek sosiologis. Menurut Georg Simmel, konflik sosial merupakan hasil dari interaksi antaraindividu atau kelompok yang memiliki ketidaksepakatan atau perbedaan kepentingan, nilai, atau tujuan.

Konflik sosial juga mungkin terjadi karena adanya persaingan atas sumber daya yang terbatas di antara kelompok yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun