Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Ada Kata Azab di Antara (Bencana) Kita

27 November 2022   11:23 Diperbarui: 27 November 2022   14:52 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang warga melintas di depan rumah yang ambruk akibat gempa di Cibulakan, Cugenang, Cianjur, Rabu (23/11/2022). | Kompas/Firman Taufiqurrahman

Tidak ada satu pun manusia yang bisa menebak kapan bencana bakal datang, terutama bencana geogologi. Mungkin kini gempa bumi menghantam Cianjur. Boleh jadi esok hari bencana juga bakal menyambangi pintu-pintu rumah kita. 

Jika telah tiba waktunya, bencana alam tidak akan memilah-milah siapa yang menjadi korbannya. Kemalangan yang dirasakan oleh warga Cianjur juga bisa menimpa kita kelak.

Oleh karena itu, menjadi penting untuk memahami duka dan penderitaan para korban. Bencana dapat mengakibatkan hilangnya nyawa, merusak harta benda, dan memaksa banyak orang mengungsi dari rumah mereka. Apakah Anda sudah siap merasakan semua penderitaan itu?

Hindari Kata Azab

Jangan samakan korban bencana alam layaknya sinetron azab di Indosiar atau tabloid Hidayah yang dipenuhi dengan plot yang mengerikan dan kisah-kisah azab yang labay serta tidak masuk akal.

Memang benar bahwa sebagian bencana alam terjadi karena ulah manusia sendiri, tetapi hal itu tak semerta-merta menjadi pembenaran untuk menghakimi korban. Terlebih lagi, dalam Al-Qur’an, bencana alam tidak selalu bermakna azab Tuhan. Ada kalanya ia hanya bagian dari ujian.

Menuding bencana alam yang menimpa masyarakat sebagai azab, sama halnya dengan menganggap diri sendiri paling suci dan mulia. Sebuah sifat yang sangat berlawanan dengan ajaran agama mana pun yang dianut manusia berakal.

Apabila Anda bersikeras meyakini bahwa sebuah bencana alam adalah azab, cukup simpan untuk diri sendiri saja. Gunakan keyakinan itu sebagai sarana instropeksi. Jangan seenaknya menuding kanan-kiri.

Menentukan bencana alam sebagai azab bukan kapasitas seorang makhluk yang kecil dan lemah seperti manusia. Hanya Tuhan Yang Maha Esa lah yang memiliki kapasitas dan hak prerogatif itu.

Posisikan diri Anda di mana kaki korban bencana kini berpijak. Jika memang tak bisa membantu, setidaknya jangan buat mereka menderita berkali-kali!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun