Adalah wajar jika suatu negara disanksi karena pelanggaran aturan di lapangan atau pelanggaran secara administratif. Namun, disanksi lantaran pelanggaran yang tidak ada kaitannya dengan sepak bola merupakan hal yang tidak wajar.
FIFA lagi-lagi menelan ludahnya sendiri. Jargon Kick Politics Out of Football yang tertuang pada Pasal 4 ayat (5) Law of the Games 2021/2022, tak lebih dari sekadar omong kosong yang diperdagangkan.
Badan sepak bola dunia ini terlalu dalam menyeburkan diri ke area politik. Mereka menghukum Rusia, tetapi menutup mata terhadap dosa-dosa yang dilakukan oleh negara lain, terutama blok barat.
Mereka tidak berkutik dalam menyikapi invasi Israel ke Palestina meskipun telah berlangsung sejak puluhan tahun silam. Begitu pun dengan Amerika Serikat yang memiliki catatan HAM buruk serta dosa perang yang tak termaafkan di kawasan Timur Tengah.
Kini ada 14Â negara di seluruh dunia yang pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia sejak tahun 1930 hingga 2022 ini. Nyaris tidak ada satu pun negara yang terbebas dari pelanggaran HAM. Dari sanalah ide "Kick Politics out of Football" menemui urgensinya dan harus diterapkan tanpa pandang bulu.
Ajang Apolitis yang Paling Politis
Sebuah panggung olahraga yang selalu dicitrakan apolitis oleh publik sepak bola, justru menjadi ekosistem yang strategis untuk menampung berbagai kepentingan politik dari seluruh penjuru dunia. Tidak hanya bagi tuan rumah dan pemain saja, tetapi juga kelompok suporter.
Sebagai "ratu adil" di dunia sepak bola, FIFA memiliki tugas yang sangat berat untuk membuat parameter dan batasan tentang sejauh apa suatu tindakan bisa disebut sebagai aksi politik.
Selama batas dan parameternya masih kelabu atau hanya memihak kelompok tertentu saja, selama itu pula sepak bola tidak akan benar-benar bisa lepas dari segala kepentingan politik.
Merujuk pada sejumlah realitas di atas, tidak berlebihan apabila menyebut Piala Dunia Qatar 2022 sebagai ajang apolitis yang paling politis sejak event sepak bola empat tahunan itu pertama kali digelar.
Pada akhirnya, politik dalam sepak bola adalah sebuah keniscayaan yang sangat sulit, bahkan mustahil, untuk dihindari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H