Rute menuju lokasi desa wisata ini juga amat mudah. Dari pusat Kota Lamongan, Anda harus melewati jarak 59 km atau 1,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Lokasi Pantai Kutang pun sangat dekat dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL), yakni sekitar 22 km, yang dapat ditempuh hanya dalam waktu 29 menit.
Dalam perjalanan menuju ke desa wisata, banyak ditemukan papan penunjuk arah supaya memudahkan para pengunjung yang berkunjung ke sana. Ketersediaan bengkel resmi dan umum juga terjamin. Pun sudah ada puluhan SPBU dan SPBU mini yang berada di sekitar area menuju Pantai Kutang sehingga Anda tak perlu risau ketika kehabisan bahan bakar.
Dengan infrastruktur dan aksesibilitas yang sangat akomodatif, desa wisata ini dapat diakses oleh siapa saja yang ingin mencicipi keindahan alam dan kearifan lokal masyarakat Desa Labuhan, tanpa meniadakan faktor keselamatan dalam berkendara. Label "Desa Wisata Ramah Berkendara" agaknya memang pantas untuk disematkan pada Pantai Kutang.
Membuka Potensi Desa Wisata
Upaya penataan cikal bakal Pantai Kutang dimulai pada tahun 2015 lalu oleh Karang Taruna Desa Labuhan. Kala itu, sudah ada banyak warga yang singgah ke sana. Baru pada tahun 2017, Pantai Kutang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Barokah Makmur Desa Labuhan.
Pada mulanya, biaya pembangunannya diambil dari alokasi Dana Desa. Menurut keterangan dari Pak Ronal Aziz kala saya wawancarai, pantai eksotik itu menelan dana hingga Rp.188 juta pada tahun 2017. Setelahnya, anggaran pengembangannya bersumber dari pendapatan desa wisata.
Pantai Kutang, kata Pak Ronal, sudah sering mendapatkan pembinaan serta pendampingan dari Dinas Pariwisata Lamongan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Pantai itu juga sudah diverifikasi serta dicantumkan pada situs Jadesta milik Kemenparekraf, sebagai salah satu desa wisata yang layak untuk dikunjungi.
Pantai Kutang bisa menjadi pilot project (proyek percontohan) yang sangat ideal bagi masyarakat yang akan dan sedang mengembangkan desa wisata di daerah mereka masing-masing.
Selain mampu menambah Pendapatan Asli Desa (PAD), tandas Pak Ronal, desa wisata juga bisa memberdayakan warga lokal yang berimplikasi langsung pada perbaikan hajat hidup mereka.
Seluruh kegiatan wisata Pantai Kutang, mulai dari pegawai-pengelola, pekerja pemeliharaan, tukang parkir, hingga pelaku usaha di area wisata, digerakkan 100% oleh warga desa setempat. Banyak warga yang terbantu secara ekonomi setelah desa wisata resmi dibuka. Yang semula menganggur, saat ini memiliki kegiatan produktif yang menghasilkan.