Gazebo yang terbuat dari kayu itu pun dapat menjadi tempat berswafoto yang rupawan. Rimbunnya pohon bakau tak hanya menyejukkan mata, tetapi juga memperkaya sentuhan alam pada latar belakang foto-foto Anda.
Trek jembatan kayu yang searah dengan terbit dan terbenamnya matahari makin menunjang aktivitas pengunjung yang ingin berburu sunrise dan sunset. Untuk pecinta fotografi, Pantai Kutang adalah ekosistem yang sangat strategis untuk berburu sekuens golden hour, blue hour, dan twilight. Jadi, siapkan kamera Anda!
Atmosfer Pantai Kutang kian mendayu-dayu saja kala surya mulai tenggelam di ufuk barat. Paparan spektrum cahaya senja seolah-olah siap membawa kita untuk memasuki labirin dimensi lain.
Spektrum langit senja serta jembatan penuh warna adalah perpaduan artistik yang sangat paripurna. Foto-foto yang berhasil saya abadikan pada saat senja sedang cantik-cantiknya, bisa menjadi bukti autentik bahwa daya pikat Pantai Kutang memang bukan kaleng-kaleng.
Usai menyusuri jembatan pelangi, kita akan disambut pesona permadani pasir putih. Pengunjung juga bisa berenang di sana. Arus ombak yang tenang dan dasar laut yang landai, memungkinkan anak-anak untuk bermain, bahkan berenang dengan aman. Di sana, juga disediakan ayunan yang cocok untuk berswafoto.
Bagi yang tak bisa berenang, ada kano yang disewakan untuk menyusuri bibir pantai serta menikmati Pantai Kutang dengan perspektif yang berbeda. Tarif sewanya relatif terjangkau. Pun sudah dilengkapi fasilitas jaket pelampung.
Sembari menikmati keindahannya, kita bisa mencicipi sajian kuliner ala pantura olahan warga setempat yang dijajakan di kedai-kedai yang dinaungi pohon pinus. Rujak, es kelapa muda, dan kuliner hasil laut adalah menu andalan mereka. Maka nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Guna memperoleh akses masuk ke desa wisata, Anda hanya akan dikenakan tarif Rp.5000 per kepala. Sangat terjangkau, bukan? Tersedia pula lahan parkir yang luas untuk berbagai kendaraan sehingga Anda tidak perlu risau saat sedang asyik menghayati keindahan Pantai Kutang.