Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Relawan Politik, Mesin Suara Partikelir

6 Agustus 2022   16:35 Diperbarui: 16 September 2022   21:39 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relawan Jokowi berkumpul di GOR Satria Purwokerto, Kabupaten Banyumas, (27/3/2022). | KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN

Pada banyak kasus, para relawan politik memiliki kecendrungan guna melakukan kompromi agar bisa dimasukkan dalam struktur pemerintahan atau institusi bisnis usai figur yang diusung menang. Sehingga, sifat kerelawanannya dapat berubah menjadi sangat oportunistik. 

Dalam ilmu politik, fenomena itu disebut dengan Sistem Rampasan (Spoils System). Dengan arti lain, Sistem Rampasan ialah praktik pemberian posisi/jabatan kepada pendukung sebagai hadiah karena telah berjasa dalam memberikan kemenangan bagi parpol. Singkatnya, nepotisme.

Dalam studi yang dinisiasi Transparency International Indonesia (TII), ditemukan bahwa saat ini setidaknya terdapat 44 relawan Jokowi yang menjabat sebagai komisaris BUMN. Fakta itu menegaskan, prinsip Sistem Rampasan memang betul-betul terjadi di dunia politik nasional.

Lantaran statusnya yang tidak terdaftar dalam struktur parpol, mereka bisa meloncat dari satu gerbong ke gerbong lain secara dinamis. Relawan politik bisa bertransformasi menjadi kendaraan kepentingan pragmatis--yang memiliki kemampuan mengkalkulasi berdasarkan keuntungan-keuntungan tertentu.

Jika sudah begitu, gerakan yang awalnya dilandaskan pada prinsip voluntarisme seketika berubah menjadi oportunisme manakala ada imbalan yang dilibatkan.

Inisiasi Publik atau Siasat Partai?

Mulanya relawan politik terlahir dengan semangat sukarela, egaliter, non-elitis, dan militan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangannya, sangat sulit untuk membedakan antara organisasi relawan yang tercipta atas komando partai dan gerakan organik yang digagas publik.

Yang jelas, fungsi utama adanya relawan adalah untuk mendongkrak elektabilitas kandidat tertentu. Untuk memberi kesan (psy-war) seolah-olah figur politik yang didukung dicintai rakyat serta memiliki massa yang masif, deklarasi dukungan pun digelar menjelang pemilu.

Sementara dalam sebagain besar kasus, manuver itu sengaja direkayasa oleh tim pemenangan, bukan murni kehendak dan inisiatif masyarakat. Gerakan tersebut sengaja didesain secara sistematis guna mendongkrak popularitas kandidat yang diusung untuk memenangkan pemilu. 

Adanya sokongan dana dari elit parpol yang masuk ke kantong relawan, makin membuat batas antara gerakan organik dan siasat parpol menjadi sumir.

Perlukah Diatur?

Prinsip kerja para relawan pada awalnya sesuai dengan namanya, yakni sukarela atau mendukung tanpa adanya balas jasa atau keuntungan tertentu. Akan tetapi, sebagai alat politik, organisasi relawan makin hari makin identik dengan parpol. 

Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang melakukan politik transaksional. Fakta itu tercermin dari jabatan tertentu yang diduduki para pentolan relawan setelah sukses mengantarkan jagoannya untuk memenangkan pemilu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun