Hubungan antara peningkatan kepuasan dan fotografi menyibak alasan mengapa orang yang sudah terbiasa dengan ritual itu akan cenderung mengeluarkan gawai ketika sedang berada di tempat makan.
Beberapa orang yang gemar menyimpan buku harian berupa fotografi makanan dan mempostingnya dalam media sosial ternyata tak mengejutkan psikoterapis.
"Dalam alam bawah sadar, makanan sama dengan cinta karena makanan adalah hubungan terdalam dan paling awal kita dengan pengasuh kita," kata Kathryn Zerbe, psikiater spesialis dalam gangguan makan dan fiksasi makanan di Oregon Health and Science University of Portland.
“Jadi masuk akal jika orang ingin menangkap, mengoleksi, membuat katalog, menyombongkan diri, dan memamerkan makanan mereka.”
Karena sudah terbiasa memfoto makanan dan memperoleh kepuasan darinya, akan ada sesuatu yang hilang kala kebiasaan itu tidak dilakukan. Nah, di sanalah letak bahayanya.
Memotret makanan bisa berubah menjadi patologis kala kebiasaan itu mengganggu karier dan hubungan atau ada kecemasan yang timbul saat tidak melakukannya.
"Saya harus bertanya apakah mereka akan merasa baik-baik saja jika mereka tak melakukannya (memfoto makanan)," ucap Tracy Foose, psikiater di University of California, AS, yang merawat pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif. "Bisakah mereka menahan keinginan untuk melakukannya?"
Kebiasaan foto sebelum makan banyak disukai oleh pengusaha rumah makan lantaran aktivitas itu dianggap mampu mempromosikan bisnis mereka, seperti yang lazim dijumpai di Indonesia.
Akan tetapi, kebiasaan itu ternyata tak selalu dapat diterima. Sejumlah tempat makan di Prancis serta New York telah melarang penggunaan kamera di dalam restoran yang mereka kelola. Mereka menilai kebiasaan itu bisa mengganggu pelanggan lain saat tengah menikmati makanannya.
Mungkin, memotret makanan kini telah menjadi hobi yang menyenangkan bagi kamu. Namun, jangan sampai ritual itu justru membayakan dirimu sendiri atau bahkan bisa mengganggu kenyamanan orang-orang di sekitar kamu, ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H