Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Tangan Kotor Affiliator di Balik Trading Tipu-tipu

20 Februari 2022   09:11 Diperbarui: 12 April 2022   11:15 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Pexels via Pixabay

Padahal, sang affliliator punya kontrak kerja sama bisnis dengan sang pemilik aplikasi binary option. Sehingga, timbul indikasi mereka juga akan memperoleh keuntungan setiap kali trader di bawah pengawasannya salah menebak angka, yang membuat asetnya ditarik aplikasi.

Sang pemilik aplikasi diduga kuat bakal membaginya dengan para affiliator yang mereka bayar sesuai kesepakatan. Setiap affliliator biasanya mempunyai satu link afiliasi unik yang berfungsi mentransfer keuntungan dari setiap penarikan aset milik trader yang kalah tersebut. Makin banyak trader yang kalah, makin besar pula cuan yang akan diperoleh affiliator.

Komisi yang didapat para affiliator bisa mencapai 70 persen dari nilai transaksi pemain yang merugi. Nah, sisanya baru akan masuk ke kantong broker. Sebagai affiliator, mereka tetep bisa untung baik dari pemain yang menang atau pemain yang kehilangan asetnya sekalipun.

Oleh sebab itu, transparansi dari sistem affiliator itu banyak dipertanyakan dan ditentang oleh kalangan trader. Bahkan, kreator konten yang pernah berprofesi sebagai affiliator, Ichal Muhammad, pun sempat menyebut bahwa banyak trader merugi karena penjelasan affiliator tidak menjanjikan hasil apa-apa alias zonk.

Sayangnya, sampai detik ini belum lahir aturan yang mengatur tentang tanggung jawab affiliator atau influencer bila produk yang diiklankan merugikan konsumen.

Ada kekosongan hukum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen perihal posisi hukum serta tanggung jawab influencer atau affiliator dalam model endorsement mana kala produknya pada masa depan merugikan masayarakat.

Hal itu terlihat dari maraknya kasus yang mana influencer hanya sebatas dijadikan sebagai saksi dalam sebuah persidangan ketika produknya merugikan masyarakat yang telah berinvestasi.

Untuk menjawab kekosongan hukum itu, hendaknya pemerintah membuat aturan atau payung hukum khusus seperti yang diatur oleh pemerintah Amerika Serikat dan India tentang influencer atau profesi sejenis lainnya.

Kedua negara itu telah mengatur semua tanggung jawab serta sanksi untuk para influencer jika ada temuan produk yang merugikan konsumen. Jadi, tidak hanya produsen saja yang bertanggung jawab, individu yang mempromosikan produk pun harus menanggung beban moral.

Kiranya penting bagi setiap affiliator saat mereka mengajak orang lain berinvestasi untuk berterus terang serta menjelaskan apa saja yang sebenarnya dipertaruhkan pada permainannya. Semua aturan main harus sudah dijelaskan sejak awal supaya konsumen tak merasa dijebak dan ditipu.

Peran Kamu sebagai konsumen sejatinya lebih krusial guna menghindari kerugian dalam trading online. Berpikirlah dengan logika setiap Kamu memulai investasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun