Adapun tugas Indra adalah mengedukasi dan mengenalkan fitur-fitur yang ada di dalam sistem binary option serta strategi memainkannya agar memperoleh cuan.
Sekilas, tugas affiliator memang sangat mirip dengan sales tidak terikat. Mereka mendapatkan penghasilan dengan cara memperkenalkan serta mengajak orang guna membuat akun dan bertransaksi di binary option atau produk investasi lain.
Mereka dituntut pandai merayu pemain baru dengan mengiming-imingi angka keuntungan trading supaya masyarakat tergoda untuk bergabung. Penghasilan mereka biasanya berasal dari komisi per transaksi melalui sistem endorsement.
Lantas, apa bedanya dengan influencer?
Affiliator dan influencer merupakan dua profesi yang relatif berbeda. Influencer (pemengaruh) umumnya dibayar untuk mengenalkan produk pada masyarakat. Biasanya sudah ada kontrak terkait nilai biayanya serta tidak harus ada transaksi terlebih dahulu. Adapun untuk affiliator baru akan dibayar jika ada pemain baru yang telah melakukan transaksi.
Sebagai key opinion leader (KOL), affiliator adalah individu yang memiliki pengaruh besar di media sosial, sehingga apa yang dipromosikan bisa memacu publik untuk mengikutinya. Sebelum menjadi affiliator umumnya mereka sudah terlebih dahulu menjadi seorang influencer.
Sementara model trading online seperti binary option lazimnya dilakukan oleh trader di bawah pengawasan affliliator. Mereka memberi usulan apakah trader sebaiknya menjual atau membeli aset, dan di kisaran harga berapakah mereka harus menebak nilai aset tersebut.Â
Walaupun terkesan mudah, sayangnya tebakan affiliator tak selalu jitu, bahkan lebih banyak yang meleset. Dampaknya, banyak trader yang menderita kerugian dan merasa telah ditipu.
Nahasnya, keuntungan yang didapatkan pemain besarnya tak sampai 100 persen dari modalnya. Namun, bila tebakannya salah, maka kerugian yang akan diderita sebesar 100 persen. Apa yang dapat kita harapkan dari investasi semacam itu?
Beberapa yang pernah terlibat di dalam binary option mengklaim bahwa affiliator tak memberikan penjelasan yang cukup sistematis soal taktik agar dapat meraih cuan.
Hal itu menyebabkan pendekatan yang sama yang hendak digunakan pada kesempatan kedua, hampir akan selalu berujung buntung.Â