Jika memiliki cita-cita ingin menguasai bahasa Inggris atau untuk dijadikan bahasa ibu kedua, bukan dialek keminggris yang layak diterapkan. Gunakanlah bahasa Inggris dalam satu kalimat penuh tanpa mencampurkannya dalam kalimat berbahasa Indonesia.
Khusus untuk istilah teknis, mungkin masih bisa dimaklumi karena belum ada padanan kata atau untuk alasan efektivitas. Lantas, untuk apa harus menggunakan bahasa Inggris untuk menggantikan kosakata sederhana?
Saya belum menemukan studi yang membuktikan bahwa penggunaan bahasa gado-gado membuat seseorang lebih cepat menguasai bahasa Inggris daripada yang menggunakannya secara "penuh".
Pun, belum ada bukti ilmiah yang mengungkapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar bisa menghambat orang untuk menguasai bahasa asing. Justru sebaliknya, kemampuan berbahasa Indonesia sesuai kaidah, akan memudahkan orang menguasai bahasa lain.
Belajar bahasa Inggris agar bisa menguasainya dan berbahasa Inggris untuk kebutuhan sosial tertentu, adalah dua hal yang sama sekali berbeda!
Bila kamu ingin menaikkan status sosial, bergaya keminggris sejatinya bukanlah solusi yang cerdas. Bekerja keras guna mencapai kesuksesan kiranya menjadi jalan keluar yang paling logis dan brilian.
Jika diibaratkan, bahasa gaul anak Jaksel laksana hamburger yang diulek bersama seblak. Saya tidak bisa membayangkan seabsurd apa rasanya. Alih-alih terlihat keren, Kamu justru tampak konyol.
Ingat pesan para pejuang bangsa kita: utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H