"Hidup memang brengsek, tetapi Tuhan selalu baik."
Pada suatu malam yang rada ngeri-ngeri sedap, gawai saya mendadak bergetar. Di kolom notifikasi terlihat nama salah satu sosok yang paling dihormati di Republik Kompasiana, yang juga pernah menyabet jawara Kompasiana Awards (K-Awards).
Saya terhenyak tatkala beliau membahas mengenai sunat-menyunat, kendati saya sebenarnya sudah pernah sunat satu kali beberapa tahun lalu. Cukuplah sekali saja. Saya sudah kapok. Semoga kelak saya tak dipaksa untuk sunat lagi!
Setelah saya cermati secara seksama dan dengan tempo yang seenak jidat sendiri, ternyata bukan sunat nganu yang beliau bahas. Varian sunat yang beliau katakan, adalah menyangkut hajat hidup penulis di Kompasiana yang Beyond Blogging ini.
"Mas Bro, ikut prihatin, ya, sunat hadiah K-Awards," tulisnya singkat padat tanpa tedeng aling-aling.
Guna menjawabnya, beberapa rangkaian kata saya lontarkan kepada beliau. Tentu tidak lupa saya sisipkan emotikon nangis agar makin tragis dan mendayu-ndayu.
Suasana syahdu sebenarnya sudah mulai menguar ketika saya menerima sejumlah pesan dari Indra Rahadian pada sore hari, masih pada hari yang sama. Pesannya itu berisi kabar yang sudah kami nanti sejak beberapa waktu lalu.
"Cek rekening," seloroh Indra Rahadian, memecah lamunan saya kala mengagumi indahnya paras Amanda Manopo.
Saya sempat terkejut dengan nilai hadiah yang dituliskan oleh jawara di K-Awards 2021 kategori fiksi itu. Lantaran memang jago menulis fiksi, awalnya saya berpikir, beliau tengah menulis cerpen lewat pesan WA. Saya menganggap, nilai hadiah yang beliau tulis hanyalah rekaan. Setelah saya periksa, sayangnya, nominal itu memang sudah sesuai dengan realitas. Bukan fiksi.
Beberapa waktu setelahnya, rekan-rekan sesama pemenang K-Rewards 2021 turut menghubungi saya. Ternyata, baik Tonny Syiariel maupun Guido Arisso, keduanya sama-sama mengungkapkan keheranan. Apakah nominal hadiahnya sudah benar ataukah mata mereka yang bermasalah?