Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mentor Poligami, Profesi yang Sudah Problematik Sejak dalam Pikiran

19 November 2021   12:28 Diperbarui: 19 November 2021   12:33 3549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kutipan mentor poligami Coach Hafidin. | Instagram Mentor Poligami @idingjoss

Melalui pesan instan, saya memutuskan untuk bertanya kepada sosok ibu rumah tangga yang sudah saya anggap kerabat. Apa dia bersedia dimadu oleh suaminya. Jawabannya, ia sama sekali tidak setuju dengan seluruh ide mengenai poligami. Bisa jadi pendapatnya itu juga mewakili jeritan hati kaum Hawa keseluruhan.

Selain berimbas pada para istri, poligami juga bisa berdampak pada masa depan si anak, mengingat praktik itu sama sekali tak melibatkan persetujuan dari mereka.

Mengutip studi yang ditulis oleh Natalie Exposito dari Universitas Seton Hall, AS, anak yang lahir dalam keluarga poligami dapat merasakan absennya sosok bapak. Kondisi itu juga akan berimbas pada sisi psikologis si anak, yang akan cenderung mengisolasi diri dari lingkungan sosial. Impaknya akan makin kompleks apabila poligami memicu konflik pada orangtua.

Poligami Bukan untuk Semua Orang
Prinsip Islam terkait pernikahan, adalah tentang kemaslahatan. Konsep itu harus bisa menyentuh kedua belah pihak, baik dari sisi suami maupun istri. Tidak boleh cenderung berat sebelah alias harus adil.

Masalahnya, tidak semua laki-laki bisa berlaku adil serta memiliki kemampuan mental serta ekonomi yang cukup stabil untuk mendukung keluarga poligami.

Kalau berkaca pada rumah tangga Coach Hafidin, ia mempunyai kewajiban untuk memberi nafkah pada keempat istrinya. Pun wajib bertanggung jawab memenuhi seluruh kebutuhan anak-anaknya yang berjumlah 25 itu. Ingat, dua puluh lima!

Jika Anda berniat coba-coba melakukan poligami, mulai saat ini silakan dihitung berapa juta ongkos untuk skin-care yang dibutuhkan istri-istri Anda? Berapa kilo beras yang diperlukan untuk memenuhi perut mereka? Berapa juta anggaran SPP anak-anak Anda setiap bulannya kelak? 

Poligami tidak hanya tentang menjalani hubungan dengan beberapa pihak. Ada hajat hidup serta nasib banyak manusia yang perlu dipikirkan secara matang.

Pada kondisi ekonomi yang belum stabil akibat pandemi, ide poligami tidak bijak untuk dikampanyekan secara luas. Kalau memang sejak awal Anda punya niat dan merasa cukup mampu, lakukan sendiri. Jangan ajak orang lain. Berbeda dengan syariat lain, poligami bukanlah ide yang pantas untuk didakwahkan secara luas, apalagi kalau sampai dikomersialkan.

Bagaimana dengan pendapat kalangan bapak-bapak? Apakah Anda juga ingin berpoligami usai membaca artikel ini? Sebaiknya jangan, ya, Pak. Ingat anak serta istri Bapak yang setia menunggu kehadiran Bapak di rumah setiap hari.

Oh, iya. Bapak juga harus memikirkan nasib kaum singgel. Kasihan para pria jomlo yang belum memiliki pasangan. Sementara Anda sendiri sudah beristri dua, tiga, bahkan empat. Di mana hati nurani Anda, Pak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun