Nyaris semua dari kita percaya eksistensi hantu meskipun sulit membuktikannya. Lantas, apa kata sains dalam menjelaskan mengenai berbagai fenomena penampakan makhluk astral?
Keyakinan atas adanya kehidupan pasca-kematian merupakan pondasi dari setiap peradaban kuno di dunia. Kredo tersebut mendorong kesaksian atas entitas hantu sebagai roh manusia yang telah kembali dari alam kematian, atau menolak untuk meninggalkan spektrum alam manusia.
Dalam keyakinan mereka, jiwa manusia masih dapat selamat dari kematian fisik. Sebab, masyarakat pada masa itu dididik dengan keyakinan bahwa manusia yang telah mati dapat hidup dalam wujud lain yang masih akan memerlukan semacam makanan (persembahan). Cukup identik dengan ritual sesajen ala Nusantara.
Adanya penampakan hantu orang yang meninggal, bahkan orang yang dicintai sekalipun, jarang dianggap sebagai hal yang baik. Sebab, mereka mempercayai bahwa orang yang mati mestinya tetap tinggal di alam mereka sendiri, dan tak diharapkan kembali ke alam manusia.
Ketika peristiwa itu mereka alami, akan menjadi isyarat bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Sehingga, setiap orang yang merasakan pengalaman mistis tersebut, diharapkan untuk mengatasinya agar si hantu kembali ke alam yang seharusnya.
Keyakinan semacam itu amat universal, sehingga narasi hantu dapat ditemukan dengan tema yang sangat identik dalam berbagai peradaban masa lampau mulai dari di era Mesopotamia, Mesir, Yunani, Roma, Cina, India, hingga Mesoamerika. Begitu pula dengan berbagai peradaban kuno yang pernah dikenal di Indonesia.
Orang yang telah meninggal, terutama kerabat, dipercaya dapat menyusahkan mereka yang masih hidup. Apalagi, jika kewajiban keluarganya untuk memberi persembahan diacuhkan. Entitas astral yang menyusahkan keluarganya adalah orang yang mati secara tidak wajar dan yang tak dikubur secara pantas, seperti tewas akibat tenggelam atau dibunuh.
Pada zaman Mesir kuno, misalnya, jiwa dianggap sebagai sebuah kesatuan yang dikenal sebagai "Khu". Sementara yang kembali pasca-kematian disebut "Akh". Entitas "Akh" lah yang kemudian akan kembali dalam wujud hantu.
Jika tidak ada ritus yang dilakukan pada saat penguburan atau orang yang sudah mati memiliki terlalu banyak dosa, Akh akan diganjar dispensasi oleh para dewa untuk kembali ke dimensi manusia, dan memperbaiki setiap kesalahan mereka.
Sedikit banyak pemahaman kita tentang makhluk astral sudah diwariskan secara turun-temurun dari era peradaban kuno. Hal itu pun selanjutnya dilegimitasi oleh narasi agama-agama besar yang pernah diyakini manusia. Lantas, apa kata sains untuk menjelaskan maraknya fenomena penampakan hantu?