Imbasnya, perundungan (bullying) pun akan terjadi cepat atau lambat, bahkan seolah-olah sudah menjadi tradisi. Jika tidak ada perundungan serta keributan, bukan Area Julid namanya.
Hal itu makin diperburuk dengan fakta bahwa konten negatif dapat lebih cepat menyebar daripada konten yang biasa-biasa saja. Faktor itu yang lantas dapat mengekskalasi praktik perundungan di media sosial. Orang yang awalnya lugu dan pendiam jadi ikut-ikutan ribut.
Menurut riset yang dilansir BBC, pesan yang penuh emosional cenderung akan lebih cepat menyebar pada media sosial. Kemungkinan kicauan yang bermuatan emosional atau moral untuk di-retweet 20 persen lebih besar dari twit normal.
Maka tidak heran jika cuitan kasar dan jahat kerap muncul di linimasa, meski kalian tak pernah mengikuti Area Julid. Pada akhirnya, sejumlah konten yang dipublikasikan di akun-akun menfess dapat menjadi lahan subur berseminya perundungan online (cyber bullying).
Sebenarnya tidak ada yang salah kalau Kamu ingin mengikuti akun Area Julid sebagai hiburan. Namun, hindari buat melakukan hal-hal negatif yang sama. Berdiri lah di atas kaki mereka, karena memang tak ada satu orang pun yang ingin diperlakukan sedemikian buruk.
Pada momen Sumpah Pemuda kali ini, salurkan kelincahan jari-jemari kalian untuk menuntut keadilan bagi sesama. Jangan melakukan hal yang sebaliknya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H