Bencana alam itu sejatinya sudah mulai dirasakan di sejumlah wilayah di Tanah Air. Jakarta, misalnya, sudah diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050, yang mana salah satu pemicunya merupakan pemanasan global. Sejumlah wilayah di pesisir lain serta pulau-pulau kecil juga akan mengalami nasib tragis serupa.
Apakah hanya berhenti sampai di sana? Tentu saja tidak. Akan muncul berbagai varian efek domino yang mengikutinya. Berbagai macam bencana alam itu akan berimbas secara langsung pada seluruh aspek yang menunjang kehidupan kita.
Perubahan iklim dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan ras manusia taruhlah ekonomi, kesehatan, turunnya kualitas dan kuantitas air, menurunnya produksi bahan pangan, punahnya flora dan fauna, dan banyak hal esensial lain.
Lebih ironisnya lagi, bencana iklim tak mengenal batas negara. Kendati hanya menyumbang 10 persen produksi emisi, negara-negara berkembang di selatan bumi akan terpukul dampak yang lebih parah dibanding 10 persen negara yang menyumbang 70 persen emisi global.
Lahirnya ketimpangan bencana iklim itu dituliskan oleh Profesor linguistik Noam Chomsky dan ahli ekonomi Robert Pollin dalam karyanya yang berjudul "Climate Change and the Global Green New Deal".
Beberapa riset lainnya juga menegaskan bahwa penduduk di negara miskin tidak memiliki perlindungan yang cukup baik dari ancaman bencana iklim ketimbang mereka yang tinggal di negara maju dan negara berkembang.
Meski Indonesia telah termasuk sebagai negera berkembang, pemanasan global masih menjadi petaka yang mengerikan jika tidak segera ditangani secara serius, terukur, dan konsisten.
Hal itu makin diperburuk dengan fakta bahwa Indonesia merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar keempat di dunia pada tahun 2015. Menurut data yang dilaporkan di laman Carbon Brief, emisi gas rumah kaca tahunan di Tanah Air sebanyak 2,4 miliar ton setara CO2.
Oleh karena itu, Indonesia menargetkan guna mewujudkan Emisi Nol Bersih atau Net-Zero Emissions (NZE), paling lambat tahun 2060 untuk mengurangi berbagai risiko dari terjadinya pemanasan global. Tentu tak satu pun yang menginginkan skenario kiamat kecil itu terjadi, bukan?
Selain bisa membuat bumi menjadi lebih hijau dan ramah untuk keberlangsungan kehidupan umat manusia, NZE juga bisa memberikan keuntungan ekonomi yang jauh lebih tinggi. Guna mewujudkannya, harus ada komitmen, perencanaan yang matang, dan adanya kolaborasi berbagai pihak—termasuk dukungan kita semua.
Sejatinya semua orang punya kewajiban yang sama untuk menjaga bumi supaya tetap aman dan nyaman guna ditinggali. Beberapa hal berikut adalah upaya kecil saya, yang mungkin bisa Anda terapkan juga dalam setiap aktivitas sehari-hari untuk mewujudkan Net-Zero Emissions.