Setelah saya amati lagi, ada sepuluh pria yang memakai busana kaum Hawa pada acara itu. Bagi orang yang hidup dengan budaya timur, fakta itu tentunya sangat mengejutkan. Karena, fesyen cenderung dibatasi konstruksi sosial terkait gender, yang membagi-bagi antara busana laki-laki dan perempuan.
Beberapa selebritas pria yang kedapatan mengenakan busana feminin pada acara itu yakni Jeremy Pope, Jeremy O. Harris, Kenneth Nicholson, Pete Davidson, Kid Cudi, Virgil Abloh, Jordan Roth, Lil Uzi Vert, Troye Sivan, dan Law Roach.
Tidak satupun dari mereka yang tampak canggung saat berjalan di karpet merah. Kepercayaan diri yang sangat tinggi juga terpancar ketika mereka sedang berpose di depan kamera para awak media.
Pada gelaran Met Gala yang digelar pada Senin (13/9/21) di Metropolitan Museum of Art di New York, pihak penyelenggara memang mengusung "fluiditas gender" sebagai tema, maka tidak heran banyak pesohor yang memakai busana uniseks.
Genderless Fashion
Pada era Yunan dan Romawi kuno, warga masyarakat gemar mengenakan pakaian sejenis rok sebagai simbol jiwa muda dan kejantanan. Sementara bangsawan Mesir kuno acap kali melilitkan sarung pendek yang bernama schenti di pinggul sebagai penegas status mereka.
Seiring dengan perkembangan zaman, preferensi dalam gaya berbusana dinilai penting untuk membedakan gender dan jenis kelamin seseorang. Kendati begitu, gaya berbusana dikenal sangat dinamis, hingga saat ini bergerak mencapai tren pembebasan preferensi antara maskulin dan feminin.
Batasan gender menjadi semakin tidak terlihat dalam industri fesyen lantaran adanya peningkatan ketertarikan orang-orang pada pakaian tanpa harus terikat dengan preferensi terkait gender. Tren berbusana itu disebut dengan genderless fashion atau gender-neutral fashion.
Tren fesyen itu sering ditemukan pada selebritas seperti David Bowie, Prince, dan Annie Lenox sejak periode 1970-an. Setelahnya, banyak dijumpai selebritas seperti Harry Styles, Jaden Smith, dan Marc Jacobs yang gemar mengenakan gaya berbusana senada.
Mereka memang dikenal menyukai tren mode eksentrik yang memadukan gaya maskulin dan feminin saat hadir dalam berbagai acara. Bagi ketiganya, tidak ada masalah jika pria memakai baju wanita. Begitu pun sebaliknya. Karena, pakaian tidak mengenal batasan gender. Mereka justru bisa menjadi dirinya sendiri saat tidak dibatasi dalam berbusana.