Secara historis, ruang angkasa menjadi domain ekslusif yang dimiliki kesatuan militer serta pemerintah dengan badan antariksanya masing-masing, taruhlah NASA (Amerika Serikat) dan Roscosmos (Rusia).
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pergeseran paradigma sebab semakin banyak perusahaan swasta yang mampu merancang dan mengoperasikan pesawat antariksa (spaceship).
Sosok miliarder asal Inggris, Sir Richard Branson, memimpin perlombaan ketika meluncurkan pesawat Virgin Space Ship Unity (VSS Unity) berawak penuh ke tepi luar angkasa.
Ditemani oleh dua orang pilot serta tiga karyawan Virgin Galactic, dia mencoba sendiri pesawat antariksa yang didesain perusahaannya. Mereka sukses kembali ke Bumi dengan selamat setelah sekitar satu jam mengudara.
Unity, yang telah dikembangkan selama 17 tahun, meroket hingga ketinggian 85 km (53 mil) di atas New Mexico, AS, pada Minggu WIB (11/07/21). Saat diluncurkan, pesawat itu menempel pada bagian perut pesawat pengangkut, White Knight, lalu dilepas pada ketinggian 13 ribu meter.
Misi sukses itu menjadikan Branson dan perusahaannya, Virgin Group, sebagai pionir wisata antariksa. Ia mengalahkan miliarder lain yang juga memiliki ambisi serupa, Jeff Bezos dengan Blue Origin dan Elon Musk dengan SpaceX.
Branson mengklaim bahwa Unity ialah proyek uji coba pengalaman pariwisata ruang angkasa, yang diharapkan dapat mulai ditawarkan kepada publik tahun 2022 mendatang.
Penerbangan yang bertajuk Unity 22 itu tak hanya sekadar menjadi sebuah trofi kemenangan pada perlombaan antariksa (space race) antar-miliarder, tetapi juga menandai kelahiran era baru perjalanan ke ruang angkasa untuk astronot non-profesional, di luar program pemerintah.
Hanya sembilan hari setelah miliarder berusia 70 tahun itu meluncurkan Unity, pendiri Amazon, Jeff Bezos, tidak mau kalah. Dia juga turut mengudara dengan menaiki roket rancangan perusahaannya sendiri, Blue Origin. Misi penerbangan dilakukan di area Texas Barat, AS, pukul 20.11 WIB, pada Selasa (20/07/21).
Bezos serta tiga awak lain menaiki roket New Sephard menembus ke lapisan sub-orbital dengan kecepatan 3.540 km/jam dan berhasil menyentuh ketinggian 100 km, sebelum akhirnya mereka mendarat kembali di Bumi dengan selamat.