Bad boy itu brengsek, tapi kenapa masih saja banyak wanita yang bertekuk lutut di hadapan mereka?
Mengawali pagi dengan secangkir kopi yang sudah mulai dingin, pandangan saya tertuju pada kolom trending topic Twitter di layar smartphone usang saya.
Tampak nama seorang publik figur bertengger di posisi puncak sejak Rabu dinihari, 9 Juni 2021. Rasa penasaran akhirnya mengarahkan jemari saya pada utas yang dibuat oleh seorang wanita bernama Nyelaras.
Setelah selesai rekam video bareng dia, tangan dia tiba-tiba peluk gue dari belakang. Gue mulai bingung harus gimana karena pelukannya kok kenceng banget? Gue pakai dress selutut, tangan Gofar tiba-tiba masuk ke baju gue. Satu tangan dari atas, satu lagi dari bawah. Gue shock.--- Nyelaras (@quweenjojo) June 8, 2021
Dalam cuitannya, ia mengaku pernah dilecehkan oleh seorang eks penyiar radio, aktor, sekaligus Youtuber, Gofar Hilman. Pelecehan seksual yang dialaminya terjadi pada Agustus 2018 silam, dalam sebuah acara di Malang, Jawa Timur.
Menurut Nyelaras, pada akhir acara, ia maju ke depan guna merekam Instagram Story bersama sang idola. "My Mistake. Lalu Gofar tarik dan rangkul gue, ok gue pikir dia humble," tulisnya.
Yang lantas membuatnya panik, tiba-tiba pria berusia 38 tahun itu memeluknya dari belakang. Tangan Gofar mulai masuk ke bajunya. "Satu tangan dari atas, satu lagi dari bawah. Gue shock," tulisnya lagi.
Gofar pun mengaku masih ingat betul dengan acara yang dikisahkan Nyelaras. Namun, dirinya menyangkal telah melakukan pelecehan seksual seperti yang dibagikan di utas tersebut.
"Untuk masalah tuduhan pelecehan, di sini gue yakin tidak melakukan hal itu," tulis Gofar di akun @pergijauh.
Usai utas Nyelaras memantik perhatian warganet Tanah Air, ada salah satu akun anonim yang turut mengklaim pernah memperoleh perlakuan serupa dari sang YouTuber. Ia mengaku enggan membuka jati diri lantaran khawatir akan jerat pasal karet UU ITE.
Sebuah diskusi pun berkembang cukup hangat di linimasa, menyangkut versi kebenaran dari kedua belah pihak. Salah satu pihak merasa dilecehkan. Sementara pihak yang lain merasa didiskreditkan.
Agaknya kita semua sepakat bahwa pelecehan seksual tidak bisa dibenarkan dari sisi mana pun. Dari segi norma, pelakunya jelas tak beradab. Dari segi agama, dosa besar ganjaranya. Sementara dari segi hukum, termasuk tindak pidana.
Dalam kacamata hukum di Indonesia, dikenal asas praduga tak bersalah. Selama meja hijau belum mengetukkan palunya, para pelakunya belum bisa sepenuhnya divonis bersalah.
Sayangnya, asas tersebut acapkali menempatkan para korban pelecehan seksual dalam posisi yang dilematis. Kondisi itu diperburuk dengan adanya UU ITE yang justru kerap menghantui mereka.
Kasus pelecehan seksual seolah menjadi senjata makan tuan, yang justru bisa memenjarakan para korban, lantaran pengakuan mereka akan dinilai sebagai pencemaran nama baik oleh pelakunya.
Kesulitan dalam mencari bukti dan saksi, dianggap sebagai hambatan terbesar para korban pelecahan seksual jika perkara diangkat di meja pengadilan.
Hal itu yang pada akhirnya menyebabkan sebagian besar korban pelecehan seksual khawatir dan takut untuk melapor. Mereka lebih memilih untuk diam meratapi nasibnya sebagai perempuan sekaligus korban dari kebejatan pelaku.
Bahkan, tak jarang pula para korbannya sering dituding sebagai pemicu musibah yang menimpa diri mereka sendiri. Belum lagi mereka juga harus bertarung melawan trauma yang menggerogoti kesehatan psikologis mereka.
Di luar diskusi hangat yang berkembang, semoga setiap korban pelecahan segera memperoleh keadilan, dan setiap pelakunya diganjar vonis seberat-beratnya, sesuai hukum yang berlaku.
Si bad boy Gofar Hilman
Berbicara mengenai Gofar, ada satu temuan yang menarik dari cuitannya pada tahun 2010 silam. Ia lebih memilih menjadi "bad boy yang baik". Saya bingung, apa definisi dari istilah itu, karena sifatnya yang paradoksal.
Kalo disuruh pilih antara 'bad boy' or 'good boy', saya lebih baik memilih 'bad boy' yang baik :D--- Gofar Hilman (@pergijauh) October 5, 2010
Lebih menariknya lagi, dalam acara Tonight Show, Gofar mengaku sudah melakukan hubungan intim dengan lebih dari 100 wanita. Ya, Anda tidak salah baca. Seratus wanita!
Kalimat itu ia ucapkan dalam kondisi sadar dan hidup. Lebih mencengangkan lagi, saat itu bahkan usianya masih 21 tahun. Entah sudah bertambah berapa digit korbannya sekarang.
Oleh media atau bahkan para penggemarnya, ia digambarkan sebagai makhluk dengan kharisma yang begitu tinggi. Sosoknya yang humoris kerap membuat banyak wanita di sekitarnya terpikat. Deretan artis ternama dikabarkan pernah dekat dengan Gofar.
Label playboy pun akhirnya melekat erat di jidatnya. Misteri Gofar yang mengaku ingin memilih menjadi "bad boy" pun kini terkuak. Embel-embel "yang baik" saja yang hingga detik ini otak saya belum mampu menangkap definisinya.
Jika memang benar ia playboy sekaligus "bad boy yang baik" sesuai pilihannya, lantas mengapa masih banyak wanita yang terjatuh di lubang buaya?
Bukankah orangtua selalu berpesan kepada anak perempuannya untuk berpacaran dengan sosok pria yang "baik"? Uniknya, mayoritas wanita justru lebih tertarik dengan bad boy.
Mungkin awalnya terkesan sangat absurd ketika mengetahui fakta bahwa wanita malah kepincut dengan bad boy alias pria nakal. Mereka cenderung memilih berkencan dengan pria yang dengan mudah membuat mereka mendapat masalah. Aneh bukan? Namun, hal itu sudah menjadi hal yang wajar dewasa ini.
Kategori nakal bisa diartikan beragam, sesuai dengan penafsiran masing-masing individu. Mudahnya, bad boy adalah pria yang memiliki gaya dan sikap di luar pakem.
Profesor Michael R. Cunningham dari University of Louisville, AS, menyebut bad boy sebagai seorang hipermaskulin yang dapat menarik perhatian lawan jenis.
"Pria-pria ini memancarkan testosteron, yang mengarah pada keberanian dan dikaitkan dengan seksualitas yang berlebih," katanya.
Sementara itu, para peneliti di New Mexico State University, AS, melibatkan 200 mahasiswa dalam tes karakter untuk melihat seberapa tinggi sifat khas "bad boys" atau dikenal dengan "dark triad" yang ada pada diri mereka.
Pertanyaan terdiri dari seberapa impulsif, narsis, dan seberapa percaya diri mereka. Para peserta juga ditanya tentang kehidupan seksual, termasuk berapa banyak pasangan yang pernah berhubungan dengan mereka.
Pria dengan sifat "nakal" paling banyak dilaporkan memiliki pasangan seksual yang paling banyak. Sebuah hasil studi yang bikin pria baik-baik jadi makin merana. Pedih.
Laurie Puhn, seorang pakar hubungan dan penulis dari New York, mengatakan, wanita terkadang menganggap pria 'nakal' menarik. Sebab, mereka mereka memperkenalkan pasangannya pada hal-hal dan aktivitas baru.
Namun, setelah beberapa lama, hal baru itu tak lagi bisa disebut baru sehingga akan timbul kebosanan. Jika karakter aslinya tidak begitu menarik, sang wanita pun akhinya akan meninggalkan mereka.
Agar pria baik-baik semakin menderita, berikut tiga hal yang membuat pria nakal lebih laris di pasaran.
1. Punya Sensasi Tersendiri
Ya, ada sensasi khas yang didapat wanita saat berkencan dengan bad boy. Tidak sedikit dari mereka yang adalah seorang perokok, pemabuk, bertato, dan memiliki tingkah impulsif.
Perilaku buruk itu memberikan wanita sebuah pengalaman baru. Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk menaklukkan dan mengubah bad boy ke arah yang lebih baik. Di sanalah letak sensasi dan tantangannya. Kebanggaan akan muncul usai mereka berhasil mendaku diri jadi "pawang buaya".
2. Pria Baik Itu Membosankan
Saya yakin, poin ini bikin pria baik-baik menangis dalam sanubari. Bad boy adalah pria dominan yang tidak bisa diam di tempat atau suasana yang sama. Mereka cenderung barbar dan suka mencari hal-hal baru. Mencoba banyak petualangan di luar meski berdampak buruk.
Wanita tidak suka hubungan yang membosankan yang membuat mereka lebih memilih bad boy, karena menjadi suatu tantangan tersendiri bagi dirinya.Â
3. Rasa Aman
Salah satu kriteria pasangan ideal adalah ia bisa memberikan rasa aman. Wanita kerap melihat bad boy sebagai pria kuat dan memiliki tampilan fisik tangguh. Kedua faktor itu secara tidak langsung memberikan kesan rasa aman dan memberikan mereka perlindungan dari tindak kriminal.
Meski begitu, sebagai pria baik-baik, Anda tak perlu cemas. Jangan mencoba jadi bad boy. Pasalnya, wanita tetap akan memilih Anda untuk hubungan jangka panjang. Sebab, wanita tidak ingin terjerat dalam masalah saat telah memasuki jenjang pernikahan. Begitu kata para peniliti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H