Jenius itu bukan dilahirkan, tetapi dibuat. Judit Polgar menjadi bukti bahwa wanita bisa bermain sama baiknya dengan pria, bahkan jauh lebih hebat, melebihi prestasi pria.
Seorang gadis yatim piatu yang berusia sembilan tahun bernama Beth Harmon, tengah berusaha mengejar cita-citanya untuk menjadi pecatur terhebat sambil berjuang melawan masalah alkohol dan obat-obatan.
Dia ditemukan oleh pengasuh anak saat Beth sedang meratapi kematian ibunya, kemudian dia dibawa ke panti asuhan. Di sana lah dia bertemu dengan Mr. Shaibel dan berkenalan dengan permainan catur.
Saat itu, Beth merasa seolah-olah catur telah membuka sisi lain dari pikirannya sendiri, tempat di mana dia bisa merasa aman dan terkendali.
Kariernya di dunia catur terus menanjak hingga puncaknya, Beth harus bertemu dengan jawara terkuat di dunia asal Uni Soviet–sekaligus yang paling dia takuti, Vasily Borgov.
Kendati Beth sempat kalah dari Borgov, lantas kehilangan ibu angkat sekaligus manajernya, Wheatley, dia bisa bangkit dari keterpurukan. Beth akhirnya sukses mengalahkan Borgov setahun kemudian di kandang sang lawan, Moskow.
Kisah kejeniusan Beth dalam miniseri besutan Netflix, The Queen's Gambit itu mengingatkan kita akan legenda catur wanita, Judit Polgar, yang sama-sama cemerlang sejak masih belia.
Tak satupun yang menyangkal bahwa Judit merupakan pecatur putri terkuat sekaligus paling jenius sepanjang masa.
Judit menempati peringkat satu dunia mulai bulan Januari 1989, saat usianya baru 12 tahun, hingga dia memutuskan pensiun pada 13 Agustus 2014 lalu. Dia mampu mempertahankan predikat The Queen of Chess selama 25 tahun!