Pertama, federasi mengklaim, tanggung jawab para pemain timnas pria jauh lebih tinggi dibandingkan dengan para pemain timnas wanita.
Kedua, federasi mengklaim bahwa tugas pemain timnas pria memiliki level yang lebih tinggi serta memerlukan kekuatan yang lebih besar daripada timnas wanita.
Perlakuan misoginis itu yang tidak bisa diterima oleh Rapinoe. Dia menganggap tindakan itu sebagai wujud diskriminasi gender. Ujaran itu pun akhirnya menuai kecaman dari publik secara luas.
Upaya yang sudah ia mulai sejak tahun 2019 silam itu akhirnya mulai terbayar. Meskipun tuntutannya atas kesetaraan upah pernah ditolak hakim pengadilan California, ia dan seorang rekannya di timnas, Margaret Purce, pun diundang untuk bertemu dengan presiden.
Equal Pay Day berfokus pada berapa lama durasi bekerja untuk kaum Hawa supaya mendapat gaji yang setara dengan kaum Adam di tempat kerja.
Selain bertemu secara langsung dengan Rapinoe dan Purce, Biden juga berbicara secara virtual dengan anggota tim putri lain. Biden pun lantas menandatangani surat proklamasi sebagai manifestasi penghormatan terhadap hari tersebut.
Tatkala berada di atas podium, Rapinoe juga tidak segan-segan mengutarakan apa yang selama ini ia alami. "Saya telah diremehkan. Saya pernah tak dihormati, dan diberhentikan karena saya seorang perempuan," ujar Rapinoe seperti yang dinukil dari Washington Post, (24/3).
Selama ini para pemain di timnas putri AS disebut-sebut hanya memperoleh 38 persen dari nominal yang diperoleh para pemain di timnas pria.
Kendati sudah menyumbangkan sederet prestasi cemerlang bagi timnas putri AS, Rapinoe menilai, kaum Hawa masih saja digaji lebih rendah ketimbang pria yang melakukan pekerjaan yang sama.
Ia pun sempat menyuarakan aspirasinya perihal diskriminasi gender pada sidang komite. Ia menyebut Biden sebagai salah satu sekutu terbesar timnas putri AS.