Sistem peringkat Elo rating ialah metode untuk menghitung tingkat keterampilan relatif pemain. Poin-poin tersebut dapat menjadi tolok ukur skill seseorang dalam bermain catur.
Bercermin dari permainan itu, dugaan kecurangan yang dialamatkan kepada Dadang oleh beberapa pakar catur kini semakin menguat.
Pasalnya, ia tak sanggup menunjukkan level akurasi sebagaimana yang pernah dia catatkan pada laga melawan Rozman, yakni 95-99 persen. Terlebih lagi, amat banyak blunder sepele yang ia lakukan.
Pemakaian "chess engine" yang berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti AlphaZero dan Stockfish memang sangat membantu ketika belajar catur. Namun, tidak untuk dipakai dalam permainan lantaran dapat mencederai kejujuran dan fairplay.
Pada akhirnya, fenomena DewaKipas bisa menjadi sebuah pelajaran berharga untuk mereka yang kini sedang belajar bermain catur bahwa inti dari permainan tersebut adalah kejujuran. Ingat, kejujuran!
Di luar polemik tersebut, kita juga patut berterima kasih terhadap Dadang Subur karena atas jasa beliau lah citra catur di Indonesia semakin meroket.
Semoga nantinya bisa diimbangi dengan prestasi para atlet catur Indonesia dalam kancah internasional yang juga semakin melambung tinggi. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H