Film pendek ini mampu memaksa kita untuk berpikir. Berpikir ulang. Berpikir berkali-kali, tentang apa esensi kehidupan serta peran kita dalam suatu piramida peradaban.
El Empleo atau dalam bahasa Indonesia berarti "Pekerjaan", merupakan sebuah magnum opus bernuansa satir-surealis gubahan sutradara kelahiran Argentina, Santiago "Bou" Grasso.
Bou mengangkat sebuah ide yang begitu sederhana, tetapi sangat kompleks. Film pendek itu menyoroti realitas dunia yang kita tinggali selama ini. Plot-nya dibalut apik sekaligus epik yang dikemas dengan satir dan nuansa surealisme yang pekat.
Adegan diawali oleh seorang pria yang bangun pada pagi hari, yang kemudian memulai rutinitas hariannya. Langkah kakinya terasa sangat berat. Tidak ada ekspresi yang tampak pada wajahnya.
Ia terbangun oleh jerit suara alarm yang begitu menyebalkan bagi sebagian besar pekerja. Detak jam dindingnya terdengar keras, tapi kontras dengan laju jarumnya yang berjalan begitu lambat.
Gambar latar belakang pada jam dinding lapuknya menggambarkan seakan-akan sang majikan tengah memerintahkannya untuk bangun dan mulai bekerja.
Di rumahnya, tugas benda-benda mati diambil alih orang sungguhan. Mereka hidup, tetapi hanya bisa pasrah dalam melakukan perannya masing-masing.
Mereka juga menjelma menjadi meja dan kursi guna diduduki saat ia minum kopi. Bahkan, gantungan kunci pun diperankan oleh manusia.
Uniknya, bukan cuman sang tuan saja yang tak menunjukkan ekspresi, orang-orang yang berperan sebagai perabotan rumah–yang bisa jadi adalah anggota keluarganya sendiri–pun sama. Suram.