Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Bodo Amat", Sebuah Seni Merayakan Ghosting

28 Februari 2021   20:11 Diperbarui: 28 Februari 2021   20:44 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ghosting! | Azbigmedia.com

Ada yang serem, tapi bukan hantu.

Alkisah, hiduplah seorang perempuan. Ia bertemu dengan laki-laki pujaan hatinya dalam sebuah aplikasi kencan. Keduanya saling menunjukkan ketertarikan. Setiap saat mereka saling berkirim pesan, lanjut telponan. Waktu pun berlalu, dan mereka sudah saling nyaman.

Lalu, tiba-tiba pooofff.... Sang laki-laki menghilang. Lenyap bak ditelan lubang hitam. Tanpa jejak. Tanpa alasan. Tanpa adanya kata perpisahan. Intinya tanpa A sampai Z. Padahal, doi masih hidup!

TAMAT

Dari cerita singkat itu, pesan apa yang bisa Kamu petik? Sebuah kisah asmara yang singkat, bahkan terlalu singkat?

Ya, betul. Memang begitulah "ghosting". Sesingkat itu. Ninggalin begitu saja saat lagi hangat-hangatnya. Macam odading yang baru kelar digoreng. Belum sempat dimakan, tapi keburu jatuh di comberan.

Ngobrol tentang ghosting, ada satu lagu cover nge-hits di TikTok yang cukup ear worms. Begini liriknya, "Tiap hari kita chatting. Malamnya kita calling. Baper sampe salting, tapi napa kamu ghosting."

Alasan kenapa ghosting bisa bikin Kamu nyesek banget, yaitu karena Kamu sudah sampai pada level baper atau sudah bawa perasaan sama doi. Rasa sakitnya setara sama sakit gigi. Bikin Kamu susah tidur. Sakitnya mirip patah hati padahal Kamu sama doi belum sempat jadian.

Rata-rata, ghosting terjadi waktu Kamu masih di tahap PDKT sama doi. Soalnya, kalau hubunganmu sudah ke arah yang serius, setidaknya ada penjelasan kenapa hubungan harus diakhiri. Bukan dengan ngilang seenaknya sendiri tanpa kabar.

Biasanya, mereka yang di-ghosting akan menyalahkan diri sendiri. Mereka bakal merasa dirinya kurang menarik ataupun kurang perhatian. Bisa juga merasa diri terlalu menuntut ini itu atau yang lain.

Kamu nggak perlu khawatir berlebihan. Nggak ada bukti jika doi ngilang karena dirimu. Kebanyakan dari mereka ngilang karena diri mereka sendiri. Mereka yang belum siap dan juga nggak dewasa. Jadi, berhentilah nyalahin diri sendiri. Buang semua pikiran negatif itu.

Ghosting memang tidak mengenal jenis kelamin. Tapi, sebagian besar praktik itu lebih sering dilakukan laki-laki. Hindari menjadi ghoster (pelaku) bagi gebetan atau pasanganmu karena hukum karma akan menantimu di kemudian hari.

Nah, biar kamu tidak menjadi ghostee (korban) serta bisa menghindari kang ghosting, persiapkan diri Kamu sedini mungkin. Perhatikan hal-hal berikut.

#1 Takut Berkomitmen
Mereka yang bakat ghosting cenderung menghindari komitmen. Misalnya doi Superman, komitmen itu kryptonite-nya. Ghoster akan menghindari komitmen. Ya, karena memang doi dari awal nggak ada niatan menjalin relasi jangka panjang.

#2 Suka Ogah-Ogahan
Para ghoster bisa juga bisa dideteksi dari sikap mereka yang demen ogah-ogahan, misalnya, balas chat atau telpon Kamu. Meski belum di-ghosting, tanda-tanda itu biasanya sudah bisa terlihat di awal. Mereka selalu punya seribu alasan buat menghindar darimu.

#3 Nggak Konsisten
Konsistensi cuman dimiliki sama orang yang benar-benar serius dan memiliki komitmen. Sementara buat para ghoster, nggak ada kata konsisten di kamusnya. Kamu kudu waspada sama mereka.

#4 Demen Bohong
Nggak ada satupun orang yang demen dibohongin, ya kan? Tukang ghosting cenderung suka bohong, lho. Kalau doi jago bohong, nggak perlu heran kalau tiba-tiba aja doi ngilang pas kamu lagi sayang-sayangnya.

#5 Empatinya Rendah
Dalam relasi, empati bisa ditunjukkan lewat perhatian. Jika doi cuek-cuek aja sama kondisi dan perasaanmu, doi juga bakal ghosting-in kamu ke depannya, tanpa rasa bersalah.

Kalau Kamu sudah menemukan poin-poin di atas pada diri doi, mending mulai saat ini Kamu harus mulai move on atau setidaknya siapin mentalmu karena bisa jadi suatu saat doi bakalan ghosting juga.

Jangan mendasarkan penilaian cuman dari tampang atau penampilannya saja. Sebelum memutuskan menaruh hati ke doi, sebaiknya kenali lebih dulu sikapnya agar kamu terhindar dari ghosting.

Hubungan yang dimulai dari aplikasi kencan atau media sosial, lebih rentan terjadi praktik ghosting. Media sosial memang bikin Kamu lebih mudah buat ketemu sama orang baru. Di saat yang sama, juga memudahkan Kamu untuk menjadi ghostee.

#Bodo Amat!
Jika Kamu merasa gebetanmu ngilang, jangan segan-segan melapor ke komisi orang ngilang. Jangan, ya. Nggak perlu dicariin. Biarin saja doi ngilang. Tanpa doi Kamu masih bisa bahagia.

Bagi Marks Manson dalam "The Subtle Art of Not Giving A Fuck", hidup yang baik dan bahagia bisa dirasakan kalau Kamu bisa bodo amat sama semua hal yang memang sepantasnya diabaikan.

Kamu juga bisa menerapkan cara yang sama saat gebetanmu tiba-tiba ngilang. Kalau memang doi nggak mau peduliin perasaan Kamu, ngapain Kamu pusing mikirin dia?

Sikap bodo amat menjadi pendekatan dan sudut pandang yang paling waras kalau doi ghosting-in Kamu. Mungkin sikap itu nggak bisa ngajarin cara meredam rasa sakit saat Kamu di-ghosting, tapi lebih ke gimana cara Kamu buat menguatkan diri sendiri dan merelakan sesuatu pergi.

Kunci dari kehidupan bahagia itu nggak perlu mikirin sesuatu yang nggak begitu penting. Fokus sama sesuatu yang benar-benar penting dan memang perlu Kamu peduliin aja, jangan yang lain.

Bisa jadi kebahagiaanmu terasa nggak lengkap karena terlalu fokus sama hal-hal yang sebenarnya nggak penting-penting amat buat hidupmu. Kamu yang punya kendali atas kebahagiaan kamu sendiri, bukan kang ghosting.

Agar bisa bersikap masa bodoh sama si doi, Kamu lebih dulu harus peduli sama hal-hal yang jauh lebih penting dari doi, misalnya, keluarga, teman, karier, hobi, atau pendidikan. Sudah jelas jika semua itu jauh lebih penting dibanding cuman mikirin doi yang demen ngilang.

Kamu akan memahami jika semua yang tadinya penting, taruhlah gebetan yang kang ghosting itu, ternyata tidak begitu berpengaruh sama hidupmu. Yakinkan dirimu sendiri kalau doi nggak penting bagi hidupmu. Duniamu nggak bakalan runtuh tanpa doi. Hidupmu malah bisa lebih baik setelahnya.

Daripada Kamu bersedih dan meratapi nasib karena kang ghosting, rayakanlah dengan bersikap masa bodoh. Buktikan kalau raibnya doi dari hidupmu, nggak bakalan bikin duniamu runtuh.

Berat ringan masalah amat tergantung dengan gimana cara Kamu menyikapi masalah. Nah, sekarang giliran Kamu yang milih. Move on dan bahagia, atau masih ngarepin doi balik lagi.

Jika Kamu sudah memahami kelima poin tersebut, Kamu bisa menyiapkan mental lebih awal. Kamu nggak akan kaget lagi. Misalkan doi mau ngilang, ya ngilang aja. BODO AMAT!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun