Conor sekuat tenaga melepas dekapan tangan Poirier pada kedua kakinya. Ia sukses bangkit dan balik menekan sang rival ke sudut oktagon, lalu melepaskan hantaman bahu keras pada area pipi kiri Poirier sebelum lantas keduanya saling melepaskan diri.
Hampir pada sepanjang ronde pertama Poirier selalu menerapkan taktik pukul-lari untuk menjaga jarak "aman" dari pukulan kidal mematikan ala Conor.
Pada satu titik, Poirier sempat mengejek Conor karena hook-nya tidak menemui sasaran. Kala duel mendekati akhir ronde pertama, petarung berjuluk The Diamond itu beberapa kali melancarkan tendangan keras untuk melukai kaki Conor.
Pada ronde kedua, Poirier terus menjaga jarak dari radius pukulan rivalnya dengan cara melancarkan leg kick terukur ke arah kuda-kuda Conor.
Tendangan demi tendangan Poirier ke arah kaki Conor pun membuahkan hasil. Kaki sang rival mulai terlihat memerah dan membuatnya kesakitan. Kondisi itu dimanfaatkan Poirier guna melontarkan hook kiri yang membuat Conor limbung dan tersudut.
Melihat peluang emas terbuka di depan mata, petarung kelahiran Negeri Paman Sam itu lantas melancarkan kombinasi pukulan telak dan bertubi-tubi.
Conor berusaha keras untuk menghindar dan melepaskan serangan balik. Namun, sebuah pukulan hook kanan keras Poirier sukses bersarang pada bagian dagu yang membuat Conor terhuyung-huyung.
Tak hanya itu, beberapa pukulan tanpa ampun kembali dilancarkan oleh Poirier hingga akhirnya mampu membuat wasit menghentikan duel.
Sang wasit, Herb Dean, menyatakan Poirier menang TKO saat ronde kedua baru berjalan 2 menit dan 32 detik.
Tumbangnya "Mystic Mac"
Selain sangat populer atas kemampuan bertarung dan trash talk-nya, Conor juga dikenal atas performa supranaturalnya. Ia kerap meramal jalannya duel hingga hasil yang akan didapatkannya.
Conor mendapat julukan "Mystic Mac" atas kemampuannya dalam memprediksi setiap duel yang ia jalani. Dalam prediksi atau sesumbarnya, petarung berusia 32 tahun itu selalu mampu membuktikan dengan meruntuhkan rival-rivalnya.