Lahirnya mesin pencari internet seperti Google, mengubah cara otak kita dalam mengingat informasi, menurut hasil riset psikolog dari Universitas Columbia, Betsy Sparrow, yang dirilis di jurnal Science.
Kemudahan untuk mengakses informasi melalui jaringan internet telah membuat kemampuan mengingat generasi muda di Amerika Serikat menurun. Tak menutup kemungkinan, fenomena yang sama juga dirasakan generasi penerus bangsa +62.
Pengalaman senada juga dialami sendiri oleh penulis. Betapa sulitnya mengingat informasi yang baru saja didapatkan dari Google. Pada suatu pagi, ia menemukan frasa yang sangat asing ketika membaca artikel. Dia memutuskan untuk mencari definisinya melalui Google karena lebih praktis sekaligus bisa menjamin jawaban yang lebih sahih dan dapat dipercaya.
Sore harinya, bahkan masih dalam hari yang sama, otaknya yang bebal itu telah melupakan artinya lantaran dia merasa bisa mengakses informasi itu kembali di gawai dalam genggaman tangannya.
Siklus tersebut terus berulang sehingga membuat otaknya yang lelet tidak dapat tertolong lagi. Ia selalu merasa kesulitan saat mencerna istilah-istilah baru tanpa bantuan Google.
Sistem kinerja otaknya yang manja itu membuat dirinya acapkali tak lebih dari sekedar remahan rengginang kala tidak mendapatkan koneksi ke internet untuk membuka Google. Mengerikan, bukan?
Dahulu, otak kita menyimpan informasi yang ingin kita ingat. Sekarang, kita tidak lagi mengingat hal tersebut. Akan tetapi, uniknya, kita mudah mengingat di mana hal tersebut disimpan, yakni di internet lagi-lagi melalui bantuan Google.
Mengapa kita mengalami Google Effect?
Pertama, sejatinya kita lebih baik dalam mengingat di mana informasi disimpan dibanding dengan mengingat informasi itu sendiri. Lewat mesin peramban, kita memperoleh akses yang jauh lebih baik terhadap berbagai informasi dibanding harus menghafalkannya.
Kedua, mengandalkan mesin peramban lebih mudah, cepat, dan efisien daripada menggunakan memori otak kita sendiri. Kita dapat menghemat energi kita untuk keperluan lain yang lebih penting.
"Google Effect" terjadi karena otak kita tidak memprioritaskan untuk mengingat informasi yang nantinya dapat kita akses. Meski bisa menjadi pertanda efektivitas kinerja otak, hal itu mampu menciptakan ketergantungan pada teknologi yang bisa berdampak negatif pada kecerdasan kita.