Tidak ada pengaman yang 100% aman. Ia hanya dapat mengulur durasi sebab waktu adalah kunci sukses di balik tindak curanmor
Sekira tahun 2009 silam, semasa masih duduk di kursi perkuliahan, saya pernah mengalami raibnya sepeda motor, lebih tepatnya milik salah seorang teman yang dibobol pencuri pada siang hari. Padahal, motor tersebut baru saja kami gunakan.
Sebelum lenyap, saya parkirkan motor nahas itu di depan lorong lingkungan dekat kos teman saya. Gang itu hanya cukup dilewati dua motor, itu pun para pengemudi yang melintas harus turun terlebih dahulu agar bisa berpapasan.
Sebagai gambaran saja, TKP curanmor terletak di area permukiman Jalan Kerto Pamuji, Ketawanggede, Lowokwaru, Malang. Daerah tersebut dikenal sebagai komplek kos-kosan karena sangat dekat dengan Universitas Brawijaya (UB).
Tidak lebih dari satu-dua menit setelah saya parkirkan dan memasuki rumah kos, motor raib tidak berbekas, bahkan jejak bayangannya pun tak terlihat. Mungkin hanya bayangan mantan yang sesekali tampak. Waduh!
Saya dan teman saya (pemilik motor) sayup-sayup mendengar suara mesin motor saat dibawa kabur. Sontak, kami pun langsung berlari keluar rumah kos, lalu mendapati motor sudah lenyap.
Lantas, kami pun melakukan pengejaran menggunakan sepeda motor milik teman lainnya. Jalan dan gang-gang yang kami curigai sebagai jalan kabur, telah kami telusuri. Nahas, di tengah-tengah lautan motor di jalanan, tak satupun orang yang tampak membawa motor teman kami.
Kami yang panik dan sudah putus asa akhirnya lebih memilih untuk datang ke kantor Polsek Lowokwaru guna melapor. Tidak lama kemudian, beberapa polisi mendatangi TKP untuk penyidikan.
Bayangkan saja, ketika itu kami sempat mendengar suara motor dan sesegera mungkin mengejar. Namun, aksi kami masih kalah sigap dengan sang maling. Aksi pembobolannya pun sangat cepat. Hanya butuh beberapa detik, tak sampai semenit, mereka berhasil menggasak Yamaha Mio keluaran tahun 2007-an.