Apakah langkah akuisisi Reynolds atas klub antah berantah ini akan sekonyol aksi Deadpool?
Siapa yang tidak kenal Deadpool? Sosok penyintas kanker merangkap anti-hero yang acapkali gagal dalam serangkaian percobaan bunuh diri karena tubuhnya menolak untuk binasah dari muka Bumi.
Beragam cara telah dilakukannya hanya untuk mati, mulai dari mengorbankan dirinya ke sekawanan beruang, hingga menenggak cairan pembersih kemudian melompat dari gedung yang amat tinggi.
Tentu yang tak kalah monumental, saat ia tidur di atas beberapa tong bensin, lalu menyulut rokok dan melemparkannya ke dalam tong yang memicu ledakan besar.
Alih-alih meregang nyawa dengan cara syahdu, Deadpool justru hidup kembali, meski anggota tubuhnya sudah tercerai-berai. Bahkan saat sedang meledak pun, ia masih saja sempat mengacungkan jari tengahnya yang hina kepada penonton.
Jika superhero merupakan karakter yang menegakkan kebenaran serta kebajikan, berbeda halnya dengan Deadpool yang membela kekonyolannya sendiri. Sang anti-hero sukses meruntuhkan pakem melalui metode breaking the fourth wall dengan ngebacot secara langsung kepada para penonton.
Keduanya bagaikan 2 sisi mata uang. Bisa jadi Tuhan memang sengaja melahirkan Reynolds ke dunia yang fana ini khusus untuk memerankan karakter anti-hero yang menggemaskan tersebut.
Sukses besar Deadpool telah melejitkan namanya sebagai selebritas papan atas Hollywood. Peran Ryan Reynolds dalam menghidupkan karakter Deadpool begitu memukau. Tak heran akhirnya Reynolds dinominasikan sebagai penerima Golden Globes Awards pada tahun 2017 lalu.
Prestasi pria berusia 44 tahun itu sukses mengantarkan dirinya sebagai bintang film dengan bayaran tertinggi kedua di dunia pada tahun 2020 versi Forbes.