Sukses melesakkan gol. Serangan demi serangan dilancarkan kubu tamu. Mereka mencoba segala cara untuk menyamakan kedudukan. Begitu banyak peluang tercipta, tetapi urung berbuah gol.
All in or nothing! 3 menit menjelang laga berakhir, ElPozo menerapkan power play. Mereka menutup semua lini permainan Barcelona. Namun, semua upaya tersebut belum cukup mampu mengurai rapatnya barisan pertahanan kubu tuan rumah.
Hingga pluit panjang dibunyikan, skuat asuhan Diego Giustozzi tidak mampu mengejar ketertinggalan. Dengan ini Barcelona berhak untuk mengangkat trofi Liga Champions Futsal 2019/20.
Gelar juara tersebut merupakan kali ketiga bagi The Catalans setelah sukses menorehkannya di musim 2011/12 dan 2013/14. Barca hanya kalah dari rival abadinya asal Madrid, Inter Movistar.
Sejarah Singkat Barcelona Futbol Sala
Berbeda dari klub kebanyakan, Barcelona tak hanya mengenai sepak bola. Mereka juga memiliki cabang olahraga lain dalam naungan Barcelona Sports Club mulai dari futsal, bola basket, bola tangan, roller in-line hockey, hingga Esports.
Perjalanan Barcelona Futbol Sala sendiri bak roller coaster. Didirikan pada tahun 1978, mereka sempat beberapa kali naik turun kasta. Tampak cukup kontras jika dibandingkan dengan saudara tuanya di sepak bola yang tidak pernah sekalipun terdegradasi.
Berangkat dari divisi ketiga Catalan pada September 1978, Barcelona bermain sangat spektakuler. Hanya dalam tempo dua musim berturut-turut mereka sukses merangkak ke divisi utama pada 1979/80.
Akibat kebijakan pemangkasan dana oleh klub, praktis Barcelona Futbol Sala hanya dapat menggunakan pemain lulusan dari akademi mereka. Hingga pada musim 1997/98 mereka harus terdegradasi.
Dua tahun berselang mereka berhasil merangkak ke divisi utama. Namun, turun divisi kembali 3 tahun kemudian atau pada musim 2002/03 untuk kedua kalinya. Dibutuhkan tiga musim bagi Barca untuk kembali merangkak naik menuju divisi utama.
Barcelona Futbol Sala memunjukkan peningkatan yang sangat siginifikan di tangan presiden barunya, Joan Laporta, pada musim 2003/04.
Dengan investasi serta perbaikan secara menyeluruh mereka tak lagi terdegradasi meski belum mampu meraih trofi juara bergengsi. Sedikit demi sedikit mereka mulai disegani dan diperhitungkan.