Setelah itu, Riedl sempat "mengungsi" ke Laos, tetapi bukan menjabat sebagai pelatih kepala, melainkan hanya menjadi direktur teknik.
Seakan tidak mengenal kapok, ia kembali menerima pinangan dari PSSI pada 2013 pasca konflik di tubuh otoritas sepak bola Indonesia usai. Tanpa ragu ia menerima target juara yang disodorkan oleh PSSI di Piala AFF 2014. Dengan harapan mampu melampaui torehan runner up pada Piala AFF 2010.
Namun, Riedl untuk kedua kalinya gagal memenuhi ekspektasi tersebut. Lebih nahasnya lagi, ia bahkan tidak mampu meloloskan skuat Merah Putih dari babak penyisihan grup. Kegagalan itu berujung pada pemecatan dirinya dari kursi pelatih timnas.
Berbeda dengan edisi sebelumnya (2014), pelatih asal Austria berhasil menyamai prestasi di gelaran Piala AFF 2010 dengan mengantarkan timnas Garuda ke partai puncak meski dengan skuat seadanya.
Di laga itu Riedl bersama skuat timnas Garuda berpeluang besar mengakhiri kutukan spesialis runner up yang telah lama mereka sandang. Sayang, lagi-lagi timnas Indonesia harus dipaksa kembali menduduki posisi runner up usai kalah agregat 2-3 dari skuat The War Elephants.
Gelar juara Piala AFF 2016 yang awalnya diharapkan menjadi kado spesial untuk Riedl yang akan pensiun dari dunia sepak bola pun urung didapatkan hingga akhir hayatnya.
Optimisme tinggi Riedl
Selama berkarier di dunia kepelatihan, Riedl dinilai sebagai pelatih yang kurang beruntung. Seakan Dewi Fortuna tidak pernah memihak dirinya, status hampir juara terus menerus ia sandang baik saat menahkodai kesebelasan di level klub maupun timnas.
Meski begitu, ia memiliki keberanian dan komitmen tinggi terhadap sepak bola Indonesia yang patut diacungi jempol. Ia berani secara terbuka melontarkan kritik tajam kepada sejumlah klub yang enggan melepas para pemainnya ke timnas. Hal yang mungkin dihindari oleh pelatih lain.
Optimisme tinggi yang Riedl tanamkan kepada anak asuhnya di ruang ganti turut menjalar hingga ke meja konferensi pers. Meski kondisi federasi dan timnas saat itu berada di masa transisi pasca sanksi dari FIFA. Kondisi tersebut tak sedikitpun melunturkan optimismenya.
Menjelang laga melawan Thailand pada final leg pertama Piala AFF 2016 yang digelar di Stadion Pakansari, Riedl sangat optimistis dengan kemampuan skuat asuhannya.