Mulai menurunnya permainan dan prestasi Barca akhirnya memicu kekhawatiran Messi. Kepindahan Neymar ke PSG yang penuh konflik juga menjadi bukti betapa buruknya manajemen Azulgrana.
Setelah Neymar, kini keputusan Koemen untuk tidak memasukkan Suarez dalam rencananya di musim depan sedikit banyak juga mengusik Messi karena ia merupakan sahabat baiknya. Keduanya kerap berlibur bersama dengan keluarga masing-masing. Bahkan anak-anak mereka juga belajar di sekolah yang sama.
Tak berhenti sampai disitu, Suarez merupakan pasangan terbaik Messi di atas lapangan saat ini. Total 47 asis yang sudah ia ciptakan untuk Messi.
Pada 24 Agustus 2020 lalu, Koeman dikabarkan telah menghubungi pihak Suarez dan memutuskan untuk tidak lagi menggunakan jasa striker Uruguay tersebut. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan Messi untuk memutuskan angkat kaki dari Estadio Camp Nou.
#3 Kasus Pajak Messi
Tingginya pajak merupakan momok bagi pemain sepak bola di Spanyol. Messi pernah merasakan kejamnya kebijakan pajak di Negeri Matador itu.
Messi, bersama ayahnya Jorge, sempat tersandung kasus pajak. Mereka diduga menggelapkan pajak senilai 4,16 juta euro atau 63 miliar pada periode 2007-09. Untungnya setelah membayar denda, La Pulga tak harus dipenjara karena hukumannya di bawah dua tahun.
Selain karena tingginya nilai pajak di Spanyol, sikap manajemen Barcelona dinilai terlalu pasif saat Messi terkena kasus pajak. Sehingga ia sempat ingin pergi dari Barcelona.
Hal yang sama juga menjadi salah satu faktor pindahnya Ronaldo ke Juventus. Pajak memang telah lama menjadi "musuh" bagi pesepakbola di Spanyol, tak terkecuali Messi.
#4 Pelibatan Buzzer Internal Klub
Pada awal tahun ini, sebuah acara di stasiun radio Cadena SER menilai Barcelona telah membayar perusahaan bernama I3 Ventures dengan tugas memoles citra presiden Bartomeu di media sosial. Meski kabar itu buru-buru dibantah oleh pihak yang bersangkutan.