Sejauh ini ada tiga trofi yang sudah ia sumbangkan untuk Bayern. Trofi Liga Champions melengkapi raihan Treble Winner-nya musim ini, mengingat sebelumnya Bayern juga telah meraih trofi juara Bundesliga Jerman dan Piala Jerman. Dengan usia yang masih sangat muda, akan ada banyak gelar yang ia raih di masa depan.
"Sungguh sangat membahagiakan. Ini adalah hal yang anda impikan saat masih anak-anak, datang ke Eropa dan memenangi Liga Champions bersama klub hebat seperti Bayern," kata Davies di situs UEFA.
"Kisah saya merupakan salah satu yang saya inginkan bisa menginspirasi banyak orang. Itu menunjukkan anda bisa melakukan apapun yang anda inginkan. Saya bahagia bisa berada di sini dengan medali Liga Champions di kalungan leher saya dan trofi di sisi saya," dia menambahkan.
Talenta muda Indonesia tidak perlu merasakan getirnya kehidupan di kamp pengungsian agar menjadi pesepakbola andal di kancah dunia.
"Mereka yang punya mental terkuat yang akan bisa mewujudkan mimpinya". -- Alphonso Davies
Seorang Alphonso Davies tidak akan sepopuler sekarang andai saja ia tidak memiliki tekad dan kemauan keras, terlebih lagi dirinya terlahir di kamp pengungsi dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Kesuksesan yang didapatkan Davies di usia yang sangat belia telah membuka mata kita bahwa siapa saja, pesepakbola mana saja, memiliki kesempatan yang sama seperti dirinya, meski terlebih dahulu harus melawati berbagai macam rintangan dan kesulitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H