Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Lahir di Kamp Pengungsi, Pernah Ditolak Barca, Kini Taklukkan Eropa

26 Agustus 2020   09:58 Diperbarui: 26 Agustus 2020   20:55 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alphonso Davies dengan keluarga dan tim sepak bolanya di Edmonton, Kanada | marca.com

Sejauh ini ada tiga trofi yang sudah ia sumbangkan untuk Bayern. Trofi Liga Champions melengkapi raihan Treble Winner-nya musim ini, mengingat sebelumnya Bayern juga telah meraih trofi juara Bundesliga Jerman dan Piala Jerman. Dengan usia yang masih sangat muda, akan ada banyak gelar yang ia raih di masa depan.

"Sungguh sangat membahagiakan. Ini adalah hal yang anda impikan saat masih anak-anak, datang ke Eropa dan memenangi Liga Champions bersama klub hebat seperti Bayern," kata Davies di situs UEFA.

"Kisah saya merupakan salah satu yang saya inginkan bisa menginspirasi banyak orang. Itu menunjukkan anda bisa melakukan apapun yang anda inginkan. Saya bahagia bisa berada di sini dengan medali Liga Champions di kalungan leher saya dan trofi di sisi saya," dia menambahkan.

Alphonso Davies mengangkat trofi Liga Champions 2019/2020 setelah menang 1-0 vs PSG | headtopics.com
Alphonso Davies mengangkat trofi Liga Champions 2019/2020 setelah menang 1-0 vs PSG | headtopics.com
Idealnya dengan situasi Indonesia yang relatif stabil dalam berbagai aspek kehidupan dapat melahirkan pemain sekaliber Davies. Tentunya hal itu harus didukung oleh pembinaan usia muda yang baik dan kondisi otoritas sepak bola yang sehat pula.

Talenta muda Indonesia tidak perlu merasakan getirnya kehidupan di kamp pengungsian agar menjadi pesepakbola andal di kancah dunia.

"Mereka yang punya mental terkuat yang akan bisa mewujudkan mimpinya". -- Alphonso Davies

Seorang Alphonso Davies tidak akan sepopuler sekarang andai saja ia tidak memiliki tekad dan kemauan keras, terlebih lagi dirinya terlahir di kamp pengungsi dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.

Kesuksesan yang didapatkan Davies di usia yang sangat belia telah membuka mata kita bahwa siapa saja, pesepakbola mana saja, memiliki kesempatan yang sama seperti dirinya, meski terlebih dahulu harus melawati berbagai macam rintangan dan kesulitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun