Mereka mengucurkan dana besar untuk menjadi tuan rumah pembukaan Olimpiade Eropa di Baku. Setahun berselang Grand Prix diadakan di jalan-jalan ibu kota. Tudingan sportwashing semakin menguat ketika ajang yang awalnya diberi nama European Grand Prix dirubah menjadi Azerbaijan Grand Prix.
Baku juga memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah gelaran final Liga Europa yang mempertemukan Chelsea kontra Arsenal 2019 lalu. Sejumlah fakta di atas semakin menegaskan upaya sportwashing yang dilakukan Azerbaijan di bawah rezim Ilham Aliyev.
Meski sukses menggelar sejumlah ajang olahraga internasional, banyak yang menilai hal itu dilakukan rezim Ilham Aliyev guna menutupi kondisi negara yang sesungguhnya.
Negara pecahan Uni Soviet itu disinyalir menutupi banyak pelanggaran HAM dan korupsi sistematis yang dilakukan dinasti Aliyev yang berkuasa sejak tahun 1993.
Di era modern, sportwashing banyak dikaitkan dengan regional Timur Tengah, terutama lewat ekspansi besar-besaran di industri sepak bola.
Taruhlah Arab Saudi yang juga dianggap tengah melakukan upaya serupa lewat rencana mereka mengakuisisi klub Premier League, Newcastle United.
Konsorsium ternama Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF), yang dipimpin oleh Putra Mahkota, Mohammed bin Salman, berencana mengakuisisi The Magpies dari tangan Mike Ashley senilai 300 juta pounds, atau Rp 5,8 triliun.
Wacana itu sudah terdengar sejak tahun lalu. Namun, laporan terakhir menyebut finalisasi pembelian klub Liga Inggris itu akan segera rampung.
Banyak yang menganggap bahwa rencana itu tak lain sebagai bentuk sportwashing dan dikaitkan dengan isu pelanggaran HAM yang dilakukan oleh otoritas kerajaan Arab Saudi. Pandemi Covid-19 menjadi momen yang pas karena media massa masih berfokus pada penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.
Arab Saudi dianggap tengah berusaha membersihkan citranya sebagai negara yang gemar melanggar HAM dengan menggelar sejumlah ajang olahraga bergengsi seperti yang dilakukan oleh Azerbaijan.
Amnesty International menilai Arab Saudi telah melakukan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap para aktivis, serta terlibat pada konflik Yaman, meski tudingan itu dibantah keras oleh otoritas Arab Saudi.