Layaknya sel kanker, budaya pemain titipan menjadi masalah klasik yang terus-menerus menggerogoti organ tubuh sepak bola Indonesia.
Fenomena itu terjadi secara menyeluruh mulai dari level grass root, amatir, hingga profesional. Situasi tersebut semakin diperburuk oleh kinerja pengurus PSSI selama ini yang tak kunjung waras.
Rumor itu kini menyeruak setelah PSSI memanggil 46 pemain Timnas Indonesia U-19 dan 29 pemain Timnas senior untuk mengikuti training center (TC) bersama pelatih barunya, Shin Tae-yong.
Timnas senior dipersiapkan guna menghadapi 3 laga sisa Kualifikasi Piala Dunia 2022, melawan Thailand, Uni Emirat Arab, dan Vietnam. Sedangkan Timnas U-19 akan mengarungi Piala Asia U-19 2020 di Uzbekistan yang akan digelar pada 14-31 Oktober mendatang.
Adanya sejumlah nama-nama baru menjadi pemicu rumor pemain titipan kembali memanas di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air.
Tak lama berselang. Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menegaskan bahwa PSSI hanya memanggil pemain-pemain pilihan Shin beserta tim kepelatihannya. Termasuk pemain-pemain blasteran semisal Elkan Baggot dari klub Ipswich Town (kasta ke-3 Inggris).
Namun, Iwan Bule mengamini praktik pemain titipan tersebut memang terjadi. Lantas ia mengaku pernah ada pihak yang "menitip", akan tetapi permintaan itu ia acuhkan karena yang menentukan bukan dirinya.
Hal senada juga pernah disampaikan oleh Indra Sjafri saat mengisi sebuah seminar di kampus UNAIR Surabaya 30 November 2013 lalu. Ia membeberkan mengenai banyaknya pemain titipan yang dipaksakan masuk ke timnas meskipun secara teknis tak memadai.
Dari seratusan pemain di awal masa seleksi, Indra yang saat itu menjabat sebagai pelatih Timnas U-19 mencoret semua pemain itu karena dianggap tidak layak, kecuali M. Hargianto--yang ia nilai mumpuni.
Lima tahun berselang, tepatnya pada 3 Maret 2018, Indra Sjafri yang membawahi Indra Sjafri Football Academy (ISFA) menggelar meet and greet serta coaching clinic di Stadion Surajaya Lamongan.